5:56 PM

Film: Loving Annabelle

Posted by Anonymous |


gambar dari www.imdb.com

Annabelle adalah nama putri senator berusia 17 tahun yang dikirim ke sekolah Katolik berasrama agar bisa mengurangi sifat pemberontakannya. Penampilan Annabelle yang urakan dan sifatnya yang selalu menantang peraturan langsung menarik perhatian guru-guru di sekolah. Simone Bradley, salah satu guru di sana, sudah nyaris menyerah dalam mengatasi tingkah laku Annabelle ketika dia menyadari munculnya ketertarikan antara dirinya dan gadis itu.

Simone yang berusia 32 tahun berusaha keras menahan perasaan terhadap murid perempuannya itu. Namun Annabelle yang juga merasakan perasaan yang sama terhadap Simone tidak mau menyerah, hingga hubungan cinta “terlarang” pun terjalin antara mereka. Meskipun lebih muda dan masih di bawah umur, Annabelle-lah yang terus mengejar Simone hingga akhirnya sang guru menyerah dan membuka diri terhadap muridnya, dan perlahan-lahan mengungkap masa lalu Simone yang ternyata pernah “dekat” dengan sahabat perempuannya. Mungkin secara legal hubungan Annabelle dan Simone tidak bisa dibenarkan, tapi apakah salah jika cinta yang saling mengisi muncul antara dua perempuan?

Loving Annabelle adalah debut film Katherine Brooks, sutradara berusia 28 tahun, yang memulai kariernya dengan menyutradarai reality show MTV, di antaranya The Simple Life, The Osbournes, dan Newlyweds-Nick and Jessica. Brooks sudah menulis skenario film ini delapan tahun lalu sejak menonton Maidchen in Uniform, film Jerman buatan 1931 yang juga berkisah tentang hubungan asmara antara gadis muda dan gurunya di sekolah. Bisa dibilang Loving Annabelle adalah remake modern dari Maidchen in Uniform. Menurut Brooks ini bisa jadi kisah menarik karena percintaan sesama jenis apalagi antara guru dan muridnya yang dianggap tabu pada tahun 1930-an ternyata masih dianggap tabu sampai sekarang.

Untungnya film ini tidak semuram Lost and Delirious, yang juga berkisah tentang percintaan antara dua gadis di asrama Katolik yang diakhiri dengan ending yang benar secara moral dan tragis bagi tokoh lesbian. Apa pun kontroversi—berkisar antara hubungan guru dan murid atau percintaan sesama jenis—yang mungkin ada di benak penonton saat menyaksikan film ini, Brooks menyerahkan semuanya kembali kepada para penonton. Menurut sang sutradara, Loving Annabelle adalah kisah cinta yang tak perlu ditempeli macam-macam label.


*tulisan ini dimuat di majalah Mu-Phi
chapter 09 - August 2006


Subscribe