Ini adalah salah satu film yang nyaris saya lewatkan keberadaannya, karena Intimates adalah film yang pamornya tertutup film lain yang lebih bunyi. Mungkin kalau saya tidak iseng-iseng browsing dan menemukan film ini di youtube, saya takkan pernah menontonnya.
Carina Lau mendapat nominasi Hong Kong Film Awards atas perannya di Intimates, tapi harus kalah dari Maggie Cheung yang bermain dalam Soong Sisters. Padahal menurut saya, dalam film ini Carina Lau menampilkan akting terbaiknya dalam karier filmnya.
Film ini dibuka pada setting tahun 1997 ketika seorang perempuan muda bernama Wai (Theresa Lee) ditugasi ayahnya untuk menemani seorang perempuan tua bekas pengasuh ayahnya ke Cina untuk mencari jejak masa lalu perempuan tua tersebut. Kisah pun selanjutnya dibuat flashback antara masa kini dan masa lalu.
Kisah masa lalu dibuka tahun 1930-an ketika Foon (Charlie Yeung) kabur dari rumah karena menolak dinikahkan. Wan (Carina Lau), istri ketujuh pemilik pabrik sutra, menyelamatkan Foon dan menjadikan gadis itu pembantu di pabriknya.

Perlahan-lahan hubungan Wan dan Foon makin akrab, dan sang majikan memendam perasaan lebih dari persahabatan terhadap pembantunya. Namun Foon menolak cinta Wan karena mereka berdua sama-sama perempuan. Foon kemudian jatuh cinta pada lelaki miskin di desa itu dan hamil di luar nikah. Ketika Foon sakit keras akibat aborsi, Wan menyelamatkan dan merawat Foon. Dan ketika Wan dikhianati suaminya, kepada Foon-lah Wan berpaling. Cinta mereka begitu besar dan sudah ditakdirkan satu sama lain hingga perpisahan dan perang akibat kedatangan tentara Jepang pun tak sanggup memudarkannya.
Tampilan flashback dalam Intimates membantu penonton memahami kisah pararel cinta moderen Wai dan calon suaminya yang tak kunjung melamar versus cinta Wan dan Foon pada zaman “susah” di Cina. Alur semacam itu pun saling mendukung dalam film yang panjangnya lebih dari dua jam ini.
Intimates adalah drama tingkat tinggi dengan penampilan luar biasa aktris-aktrisnya, sekali lagi penampilan apik Carina Lau patut diacungi jempol. Adegan percintaan antara Wan dan Foon digarap dengan lembut dan halus, menyisakan rasa manis bagi penonton. Dan pada akhirnya film ini ditutup dengan mempertemukan masa lalu dan masa kini pada akhir sebuah perjalanan.