Saya lagi naksir berat sama Rhona Mitra. Sebenarnya dia bukan bintang baru dalam kancah Hollywood, tapi melihat tiga film terakhirnya, saya langsung kelepek-kelepek naksir. Akhir bulan lalu saya nonton Doomsday, saking sukanya sama Rhona Mitra yang main sebagai Eden Sinclair dalam film ini, saya ngubek-ngubek film dia sebelumnya, nyari DVD Skinwalkers, dan terakhir saya nonton Underworld: The Rise of the Lycans. Yeah, semuanya film nggak penting dan nggak akan jadi nominasi Oscar atau award apa gitu. Tapi yang penting dari semua film itu adalah cewek yang jadi jagoannya.
Di antara tiga film ini, menurut saya dia paling keren di Doomsday. Di film ini Rhona jadi Mayor Kathleen “Eden” Sinclair yang mengingatkan saya sama Snake Pliskin tokoh yang diperankan Kurt Russel dalam Escape From New York dengan sebelah mata ditutup ala bajak laut. Doomsday bercerita tentang bumi yang kena virus apa gitu dan mengingatkan saya juga sama film Resident Evil. Hm, jadi inget sama Mbak Alice alias Mila Jovovitch. Eniwei, film ini penuh aksi dan tembak-tembakan seru yang cucok ditonton sama mereka yang suka Resident Evil, 28 Days Later, Escape from New York, dan Mad Max. (Film gue banget deh pokoknya...)
Di sini Eden Sinclair, sang jagoan, yang harus menemukan antivirus yang konon bisa menyembuhkan virus pemusnah manusia itu. Dia cuma punya waktu 36 jam untuk melakukannya... Tapi secara dia jadi jagoan, tenang aja deh tentu saja dia berhasil. Pake acara berantem, tembak-tembakan, kebut-kebutan yang keren abis.Film kedua yang saya tonton adalah Skinwalkers, sumpe deh nih film katro banget, hehehe, untung cuma nonton di DVD pinjaman jadi nggak berasa dirampok. Ceritanya tentang werewolf nggak jelas gitu. Dalam film ini anak lelaki “tertentu” pada usia 13 tahun bisa berubah jadi werewolf, kalo nggak salah sih karena anak itu “half blood”. Nah, sang ibu anak itu diperankan oleh Rhona Mitra. Di Skinwalkers, Rhona berhadapan dengan geng werewolf jahat yang ingin menghabisi putranya. Walaupun rada katro, film ini punya special effect yang lumayan, dan untungnya masih ada pemandangan indah mbak Rhona yang sering banget pake kaus ketat, hehehe. Layak tonton kok buat mereka yang menyukai film-film horor kelas B yang penuh darah, makhluk jejadian, dan jeritan-jeritan.
Dalam Underworld: The Rise of The Lycans, Rhona Mitra yang memang mirip Kate Beckinsale jelas masih kalah pamor dan berada di bawah bayang-bayang Kate, tapi penampilan Rhona juga menciptakan penggemarnya sendiri. Di film ini Rhona yang berperan sebagai vampir Sonja berhubungan cinta terlarang dengan lycan. Dan sekali lagi Rhona membuktikan diri sebagai ikon baru jagoan aksi. Adegan tarung pedang di bawah hujan, plus baju kulit hitam ketat membuatnya jadi makin sexy. Layak tonton juga buat penggemar vampir, makhluk jejadian, dan penggemar seri Underworld.
Sebenarnya pertama kali saya melihat Rhona Mitra ini adalah dalam mini seri TV Spartacus (yang pernah diputar di stasiun TV Indosiar, kalau nggak salah), jadi istrinya Spartacus. Mungkin lebih tepatnya saat itu saya berpikir, “Eh, nih cewek cakep juga ya.” Baru kemudian saya ingat lagi awal tahun ini. Aduh, mbak Rhona ini nggak cocok deh main film drama jadi cewek lembek, hayo, sana, main film action lagi, dengan kaus ketat dan senjata di tangan. Dijamin saya jadi penonton pertama yang antre di bioskop. :) Hayooo, buat yang belum nonton film-film yang saya sebut di atas, sana cari DVD-nya atau nunggu aja diputar di bioskop TransTV tahun depan :)
Rhona Mitra jadi terdengar makin seksi apalagi dengan aksen British-nya. Dia memang kelahiran London 32 tahun lalu, yang awalnya dikenal sebagai model. Beberapa serial TV juga dilakoninya, antara lain Party of Five, Boston Legal, The Practice, dan Nip/Tuck. Rumor yang beredar belakangan adalah dia dicalonkan sebagai pemeran Catwoman atau Wonder Woman. Uh, udah ngebayangin dia pakai baju ketat lagi, sluruf, semoga rumor ini tidak jadi sekadar rumor. Kini nama Rhona Mitra makin berkibar, dan dia menjadi idaman lesbian geek serta cowok-cowok penggemar film sci-fi. Termasuk saya.
@Alex, RahasiaBulan, 2009
Bulan Juni 2008, situs lesbian www.afterellen.com menempatkan Tina Fey sebagai perempuan nomor 1 dalam daftar perempuan Hot 100. Daftar Hot 100 tersebut memuat nama 100 perempuan (selebriti) yang jadi idola lesbian berdasarkan hasil polling oleh ribuan lesbian/biseksual.
Tina Fey mengalahkan Jennifer Beals, pemeran Bette dari The L Word yang menduduki urutan kedua. Bahkan mengalahkan Kate “Shane” Moennig yang hanya menduduki urutan 9. Nama-nama seperti Angelina Jolie, Jodie Foster, dan Ellen Degeneres bahkan tidak masuk 10 besar. Pintar, sexy, lucu, dan membumi. Menurut afterellen.com itulah alasan mengapa banyak lesbian menyukai Tina Fey meskipun dia straight.
Saya pribadi adalah penggemar perempuan yang lahir pada tanggal 18 Mei 1970 ini. Dia adalah aktris, komedian, penulis skenario, dan produser. Selama enam tahun ia menjadi kepala penulis di acara Saturday Night Live (SNL), yang jiplakannya di Indonesia kita kenal sebagai Extravaganza. Dan Tina Fey adalah perempuan pertama yang menjadi kepala penulis di SNL. Saya bisa ketawa ngakak tak habis-habisnya melihat duetnya dengan Jimmy Fallon dan Amy Poehler di SNL.
Namanya melejit sebagai penulis skenario andal ketika Mean Girls, film yang dibintangi oleh Lindsay Lohan, menjadi film remaja yang sukses mendunia pada tahun 2004. Namun yang membuat mata semua orang tertuju padanya adalah ketika dia menjadi kreator, produser ekskutif, dan pemeran utama serial komedi 30 Rock yang mulai tayang pada tahun 2006.
Serial kocak dengan dialog-dialog humor yang cerdas ini berkisah tentang kehidupan Liz Lemon, yang diperankan oleh siapa lagi kalau bukan Tina Fey sendiri. Dalam 30 Rock, Liz Lemon adalah kepala penulis serial sitkom di NBC yang harus berhadapan dengan para anak buahnya yang nyentrik. Belum lagi tingkah bos gendheng yang diperankan oleh Alex Baldwin sebagai Jack Donaughy, yang kadang-kadang berlebihan ikut campur dalam kehidupan Liz Lemon.
Beberapa episode dalam serial 30 Rock membahas isu lesbian/gay dengan cara yang kocak dan normal. Seperti dalam season 1, episode The Blind Date, Jack menjodohkan Liz dengan perempuan lesbian karena melihat sikap Liz yang dingin terhadap laki-laki, dia menduga Liz adalah lesbian. Atau dalam season 2 ketika ada seorang lelaki muda yang ganteng naksir pada Liz, seorang laki-laki anak buah Liz menyatakan dirinya rela jadi gay demi lelaki muda yang ganteng itu. Dalam episode-episode lain, isu lesbian/gay juga disentil dengan cara yang tidak melecehkan dalam komedi cerdas ini. (Tidak seperti tayangan-tayangan TV kita yang terkadang menjadikan banci/gay sebagai objek penderita,--red)
Bagi saya, 30 Rock yang kini memasuki season 3, termasuk kategori serial yang Mesti Ditonton, selain Gossip Girls,:p. Meskipun tidak mendapat rating tinggi, namun serial ini mendapat banyak penghargaan, antara lain nominasi bagi Tina Fey sebagai Outstanding Actress in a Comedy Series dalam penghargaan Emmy tahun 2007. Serial 30 Rock sendiri memenangkan penghargaan Emmy tahun 2007 sebagai Outstanding Comedy Series. Pada tahun 2008, Tina Fey memenangkan Golden Globe untuk Best Actress in a Comedy or Musical, dan ia juga memenangkan Screen Actors Guild Award untuk Outstanding Performance by a Female Actor in a Comedy Series.
Dalam kehidupan pribadi, pada tahun 2001 Tina Fey menikah dengan Jeff Richmond, komposer di SNL setelah berpacaran selama tujuh tahun, dan kini mereka memiliki putri berusia 3 tahun. Dipuja sebagai ikon lesbian, membuat Tina Fey sering digosipkan sebagai lesbian. Tina Fey sendiri tidak peduli pada gosip itu, ia malah sering menjawab pertanyaan seperti itu dengan jawaban yang asbun. Namun secara serius Tina Fey menyatakan dirinya bangga dan terhormat dengan pujian sebagai ikon lesbian.
@Alex, RahasiaBulan, 2008
Bulan Januari 2008, saya melihat foto dan artikel singkat tentang Irshad Manji di majalah Out, dan saya tergerak mencari tahu tentang perempuan yang amat menarik ini.
Irshad Manji adalah feminis muslim yang juga penulis, wartawan, dan aktivis yang terkenal dengan gerakan ijtihad, pemikiran kritis dalam tradisi Islam. Operasi Ijtihad yang diluncurkan Irshad Manji adalah organisasi yang menciptakan jaringan muslim yang tertarik dalam reformasi liberal Islam.
Perempuan warga negara Kanada ini lahir di Uganda tahun 1968 dari keluarga keturunan Gujarat. Ia berasal dari keluarga kelas menengah ke atas selama tinggal di Uganda. Namun keluarga Irshad Manji terpaksa berimigrasi ke Kanada pada tahun 1972 karena pemerintah Idi Amin mengusir keturunan Asia Timur dari negara itu.
Menurut Irshad Manji tinggal di Kanada ibarat memenangkan lotre. Ia bersekolah di sekolah umum di Vancouver, namun tetap menimba ilmu di madrasah hingga dikeluarkan dari madrasah pada usia 15 tahun karena terlalu banyak “bertanya”. Pada tahun 1990, ia lulus dengan pujian dari University of British Columbia, memenangkan penghargaan Governer General’s untuk prestasi akademis terbaik.
Lulus dari universitas, Irshad Manji memulai karier sebagai penulis dan penyiar. Pada usia pertengahan dua puluhan itulah dia menyadari bahwa dirinya ternyata lesbian. "Saya terkejut ketika saya jatuh cinta pada perempuan,” katanya. Namun keterkejutannya tidak berlangsung lama. Pada tahun 1998, di Kanada dia memproduksi dan menjadi pembawa acara QueerTV, salah satu program TV komersial pertama yang mengeksplor kehidupan gay dan lesbian. Dan acara tersebut juga disiarkan melalui portal Web planetout.com.
Irshad Manji menyatakan dirinya sebagai Muslim Refusenik. Bukan berarti ia menolak menjadi seorang muslim, ia sendiri tetap menjadi muslim yang taat. Muslim Refusenik berarti menolak untuk bergabung dengan pasukan “robot” yang mudah dimobilisasi secara otomatis untuk melakukan tindakan atas nama Allah. Kelantangannya bersuara membuat Manji sering mendapat ancaman maut. Bahkan rumahnya didesain dengan kaca antipeluru dan tidak jarang dia menggunakan tenaga bodyguard setiap kali di luar rumah.
Pada akhir tahun 1990-an, Irshad Manji bertemu dengan Michelle Douglas yang kemudian tinggal bersamanya di Toronto. Dalam halaman persembahan buku The Trouble with Islam Today, Manji menulis, "Aku memakai dua cincin, satu cincin melambangkan cintaku pada Tuhan, dan satu lagi simbol komitmenku pada Michelle Douglas, partnerku.”
The Trouble with Islam Today yang terbit tahun 2004 konon sudah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa. Menurut Manji, The Trouble with Islam Today adalah alarm untuk membangkitkan kejujuran dan perubahan dalam diri semua orang. Buku ini sendiri telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bisa dibaca dan didownload secara gratis di http://www.irshadmanji.com/
Berbagai review positif dan hujatan kepada Manji muncul dari buku ini. The New York Times menyebut Manji sebagai “mimpi buruk Osama bin Laden”. Tahun 2005, Oprah Winfrey memberikan penghargaan Chutzpah pada Manji karena berani, lantang, dan teguh dalam menyuarakan keyakinan dan perjuangannya. The World Economic Freedom Forum memilihnya sebagai Young Global Leader. The Jakarta Post menyebut Manji sebagai salah satu dari tiga perempuan Islam yang memberi perubahan positif pada Islam masa kini. Majalah Out edisi Januari 2008 menampilkan Irshad Manji sebagai salah satu sosok "Out 100 sebagai The Men and Women Who Made 2007 a Year to Remember."
Mengenai keadaan dirinya yang lesbian, Manji mengatakan, “Aku menerima kemungkinan bahwa orientasi seksualku mungkin dosa. Tapi hanya sang pencipta bisa membuat penilaian itu. Al-Quran menyatakan segala yang diciptakan Tuhan adalah baik, dan tak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia. Jika sang pencipta tidak mau menciptakan aku sebagai lesbian, kenapa Dia tidak menciptakan orang lain menggantikan diriku? Karena Tuhan yang Maha Kuasa bisa saja tidak menjadikanku lesbian.”
Isu lesbian ini sering “menampar” Manji dan membuat idenya tentang reformasi Islam dikait-kaitkan dengan seksualitasnya. Ketika ditanya mengapa dirinya harus membuka diri tentang orientasi seksualnya itu, Irshad Manji menjawab, “Karena aku mengajak umat muslim untuk jujur, aku harus memberi contoh.” Itulah yang terus dilakukan oleh Irshad Manji, sebagaimana yang tertulis dalam situs webnya untuk terus menyuarakan ijtihad, reformasi Islam, dan keberanian moral.
My name is Irshad. I’m a faithful muslim. I speak out against violence and human rights abuses in the name of God. Courage is not the absence of fear. Courage is the recognition that some things are more important than fear.
@Alex, RahasiaBulan, 2008
Seorang Bre Redana pernah menulis tentang Jodie Foster di harian Kompas pada tahun 2002. Hingga saat ini, tulisan berjudul “Jodie Foster: Setelah Hujan Menyiram LA...” merupakan tulisan yang masih terngiang dalam benak saya. Dalam tulisan itu, Jodie Foster yang biasanya tampil sebagai sosok perempuan tangguh dikisahkan sebagai sosok lembut seorang perempuan dan ibu yang rela melakukan apa saja demi keluarga dan anak-anaknya.
Perannya sebagai ibu dalam dunia realitas pula yang membuatnya mengambil peran sebagai ibu dalam film. Lihatlah Panic Room dan Flightplan, dua film yang dikritik habis, di mana dia berperan sebagai ibu yang berusaha menyelamatkan dan melindungi anak perempuannya. Sehabis melahirkan, Jodie mundur sejenak dari dunia film tanpa takut namanya akan dilupakan orang. Ia memilih menutup perusahaan filmnya, lebih banyak di rumah, mengurus anak, dan mengajak anjingnya jalan-jalan.
Jodie Foster adalah ibu tunggal dari Charles dan Kit yang lahir dari rahimnya sendiri pada tahun 1998 dan 2001. Ia tidak pernah memberitahu siapa ayah kandung dari kedua putranya atau mendiskusikan tentang kehidupan pribadinya. Orang boleh menebak-nebak bahwa Jodie Foster tinggal bersama Cydney Bernard, partnernya, yang sudah hidup bersamanya lebih dari sepuluh tahun, tapi Jodie tetap tutup mulut. Terserah orang mau bilang apa, selama privasinya tidak diganggu.
Privasi adalah hal yang teramat mahal bagi perempuan bernama asli Alicia Christian Foster ini. Pada awal tahun 1980-an, Jodie Foster yang pada masa itu kerap dipuji aktingnya dalam film Taxi Driver sebagai pelacur cilik, diteror dan dikuntit oleh seorang pria bernama John Hinckley Jr., Lelaki itu adalah penggemar fanatik dan terobsesi pada Jodie, bahkan Hinckley juga membuntuti Jodie hingga di kampusnya di Yale. Pada tanggal 30 Maret 1981, Hinckley menembak presiden Ronald Reagan dan tiga orang lainnya untuk membuat kagum Jodie Foster.
Hidup perempuan kelahiran 19 November 1962 ini bisa dibilang selalu jadi sorotan sejak kanak-kanak, karena sejak usia 8 tahun Jodie sudah menjadi aktris cilik. Berasal dari keluarga kaya, namun ditinggal ayah kandungnya sejak masih dalam kandungan, Jodie dan tiga kakaknya hidup dalam asuhan ibunya yang menjadi produser di LA.
Selain Taxi Driver, beberapa peran lain juga melambungkan namanya hingga memperoleh berbagai penghargaan. Perannya sebagai perempuan yang diperkosa beramai-ramai dalam The Accused membuahkan gelar aktris terbaik dalam Oscar dan Golden Globe 1988. Gelar ganda aktris terbaik Oscar dan Golden Globe juga diperoleh Jodie ketika dia berperan sebagai Clarice Starling, agen FBI yang dingin, dalam The Silence of the Lambs.
Menonton film-film yang diperankan Jodie Foster, kita belajar tentang dirinya. Jodie bukanlah aktris yang memilih film yang ingin diperankannya atas dasar uang atau kemegahan diri. Film-filmnya kebanyakan menyentuh sisi pilihan manusia dalam hidup. Ia tidak pernah berperan sebagai perempuan cengeng dan lemah.
Tangguh, namun tetap menampilkan sisi keperempuanan, itulah peran-peran dewasa Jodie Foster. Sebut saja film-film seperti Inside Man, The Silence of the Lambs, dan Contact. Versi yang menampilkan sisi perempuan lebih besar (namun tetap tangguh) bisa dilihat di Sommersby, Maverick, dan Anna and The King (btw, film ini aslinya berjudul The King and I, tapi kehadiran Jodie Foster dalam film ini membuat “Anna” mendapat penekanan di depan). Nalurinya sebagai ibu muncul dalam Little Man Tate (yang juga disutradarainya), Flightplan, dan Panic Room. Dalam Contact, kita tahu bagaimana Jodie bukanlah penganut agama tertentu namun menghormati keberadaan agama. Di dalam film itu, ia berperan sebagai Dr. Ellie Aroway yang atheis dan menemukan arti "Tuhan" dalam jagat raya.
Jodie Foster juga dikenal sebagai aktris yang cerdas. Lulus B.A dalam bidang literatur dari Yale dengan magna cum laude. Dan pada tahun 2006, University of Pennsylvania memberinya gelar Doctor of Arts (honoris causa) atas prestasinya dalam film, untuk bidang akting dan penyutradaraan.
Dalam film yang akan rilis September 2007, The Brave One, kita juga bakal melihat ketangguhan seorang Jodie Foster sebagai perempuan yang memutuskan untuk melakukan aksi balas dendam setelah kematian kekasihnya.
Kini pada usia 44 tahun---walaupun memutuskan lebih fokus pada keluarga, bersikap pemilih dalam film yang ingin dia perankan, sutradarai, dan produseri, menutup diri dari publisitas kehidupan pribadinya---Jodie Foster masihlah salah satu perempuan tangguh di Hollywood.
Photo The Brave One: http://movies.yahoo.com
Photo Jodie Foster: Jamie McCarthy, Wireimage.com
@Alex, RahasiaBulan, 2007
Annie Leibovitz adalah seorang fotografer Amerika paling ternama di dunia. Begitu banyak selebriti dan orang-orang penting dunia yang pernah difoto oleh Annie Leibovitz. Selain spesialis fotografer selebriti, Annie Leibovitz juga terjun ke lapangan mengambil foto-foto perang di Bosnia dan foto-foto 9/11. Dan ia terkenal dengan persiapan dan ketelitiannya sebelum memotret, bahkan tidak jarang si objek foto harus bersiap selama berjam-jam.
Annie Leibovitz lahir di Waterbury, Connecticut, USA pada tahun 1949, dari enam bersaudara keluarga tentara. Dia mengambil kuliah malam di Fine Arts School of Photography, San Fransisco, padahal mata kuliah utamanya adalah Painting. Tahun 1970, Leibovitz bergabung dengan majalah Rolling Stones yang baru berdiri kala itu, dan menjadi chief photographer di sana pada tahun 1973. Lalu pada tahun 1983, Leibovitz pindah ke Vanity Fair dan semakin melebarkan reputasinya.
Semasa kerjanya di Rolling Stones, Annie Leibovitz menghasilkan foto legendaris John Lennon yang telanjang memeluk Yoko Ono, yang diambil pada pagi hari dua jam sebelum John Lennon tewas ditembak. Foto itu kemudian menjadi sampul majalah Rolling Stones edisi #335, 22 Januari 1981. Beberapa foto terkenal, seperti Demi Moore telanjang dalam keadaan hamil, Whoopi Goldberg dalam bak penuh susu, dan penampilan media pertama Suri Cruise, adalah hasil buah tangannya.
Dalam kehidupan pribadi, sebagaimana orang-orang yang bekerja di belakang lensa, Leibovitz lebih nyaman memotret kehidupan orang lain, daripada harus mengungkapkan kehidupan pribadinya. Barulah setelah kematian Susan Sontag, penulis terkenal Amerika yang meninggal pada usia 71 tahun tanggal 28 Desember 2004 akibat penyakit kanker, terungkap hubungan istimewa antara Leibovitz dan Sontag.
Setelah kematian Sontag, Newsweek menerbitkan artikel tentang Leibovitz yang menyatakan, "Mereka bertemu pertama kali pada akhir tahun 1980, ketika [Leibovitz] memotret Sontag untuk foto di sampul bukunya. Mereka tidak pernah tinggal bersama, tapi mereka tinggal di apartemen yang berhadapan. Keduanya menjalin hubungan sekitar 16 tahun, dan tidak pernah mengungkapkan hubungan mereka ke publik.” Bagi Leibovitz, Sontag adalah mentor, soulmate, dan the love of her life. Bersama Sontag, Leibovitz melanglang buana ke berbagai penjuru dunia untuk memotret. Walaupun dikenal sebagai biseksual, Sontag amat sangat menjadi privasi kehidupan pribadinya.
Ketika Sontag didiagnosis menderita kanker pada tahun 1998, Leibovitz memutuskan untuk cuti selama beberapa bulan agar bisa menemani Sontag dan kala itu Sontag berhasil sembuh dari kanker. Pada bulan-bulan menjelang kematian Sontag tahun 2004, Leibovitz benar-benar berhenti memotret. “Aku tidak ingin berada di sana sebagai fotografer,” katanya dalam wawancara dengan NY Times. “Aku hanya ingin di sana bersamanya. Pada saat-saat terakhir, aku memaksa diriku memotret beberapa foto. Aku tahu dia mungkin sedang sekarat."
Kematian Sontag mendorong Leibovitz untuk membuat photographic memoir, berjudul A Photographer's Life: 1990-2005. "Buku ini merupakan hasil dari kesedihan," kata Leibovitz, dalam wawancaranya dengan Edward Guthmann, dari San Fransisco Chronicle. Dan [buku ini] tak akan pernah dibuat, jika dia tidak bertemu dengan Sontag pada tahun 1988, jatuh cinta padanya dan menjawab tantangan Sontag. "Kau bagus," Sontag memberitahu Leibovitz, "tapi kau bisa lebih baik lagi." Pendapat Sontag jelas penting bagi Leibovitz, karena selain sebagai penulis, Sontag juga kritikus foto.
Dalam wawancara radio dengan Tom Ashbrook di NPR, On Point, Leibovitz jelas-jelas mengakui hubungan romantisnya dengan Sontag sebagai hubungan intim yang sangat dekat. Leibovitz mengatakan kata yang tepat untuk menggambarkan hubungannya dengan Sontag adalah hubungan “kekasih”. Leibovitz juga mengulang pernyataannya pada San Francisco Chronicle: "Sebut kami kekasih. Aku menyukai kata ‘kekasih’. Kau tahu, ‘kekasih’ terdengar romantis. Maksudku, aku ingin jelas sejelas-jelasnya. Aku mencintai Susan.”
Leibovitz juga menjelaskan tentang hidupnya melalui deretan foto-foto dalam buku A Photographer's Life: 1990-2005, “Bersama Susan aku punya kisah cinta,” katanya. “Bersama orangtuaku, adalah hubungan seumur hidup. Dan bersama anak-anakku adalah masa depan. Aku hanya berusaha menciptakan karya yang jujur yang berisi semua hal tersebut di dalamnya.”
Sumber:
www.newsweek.com
http://www.sfgate.com
www.nytimes.com
Untuk mendengar wawancaranya Annie Leibovitz dengan Tom Ashbrook: klik: http://www.onpointradio.org/shows/2006/10/20061017_b_main.asp
@Alex, RahasiaBulan, 2007
Tiga belas tahun sebelum Brokeback Mountain, Ang Lee sudah dikenal sebagai pionir sinema gay Asia dengan membuat Wedding Banquet (1992). Wedding Banquet berkisah tentang lelaki asal Taiwan Wai Tung (Winston Chao) yang sudah jadi warga negara Amerika yang harus menutupi homoseksualitasnya dengan menikah. Meskipun sudah hidup bahagia di Manhattan bersama partnernya, Simon (Mitchell Lichtenstein), Wai tidak bisa tidak membahagiakan orangtuanya dengan tidak menikah dengan perempuan.
Akhirnya Wai bertemu dengan Wei-Wei, gadis pelukis asal Cina yang mau menikah dengan Wai demi green card. Pernikahan yang tadinya cuma pura-pura malah jadi pesta pernikahan besar-besaran lengkap dengan kedatangan orangtua si Wai. Alhasil, akibat tradisi pernikahan Cina yang membuat mabuk pengantinnya, tanpa sengaja Wei-Wei hamil dan membuat kehidupan Wai, Simon, dan Wei-Wei jadi makin rumit.
Wedding Banquet mendapat sambutan internasional, menjadi film terbaik dengan memenangkan Golden Bear di Berlin Film Festival dan Sutradara Terbaik di Seattle Film Festival, serta nominasi film asing terbaik di Golden Globe and Academy Award. Sebagai film Asia, Wedding Banquet berhasil mengangkat isu homoseksual dalam kultur keluarga Asia yang lebih tertutup.
Ang Lee piawai membuat film tentang makna dan arti keluarga, terutama keluarga keturunan Cina. Hubungan Ang Lee yang sempat memburuk dengan ayahnya karena dia gagal masuk ujian universitas dan berkeras masuk sekolah film juga mendasari dua film pertama Ang Lee. Sebagai sutradara, selain dalam Wedding Banquet, beberapa kali Ang Lee mengetengahkan isu hubungan anak dan ayah, seperti dalam Eat Drink Man Woman bahkan dalam Hulk yang dikritik habis oleh para kritikus.
Selain hubungan keluarga, Lee juga mantap membuat cerita tentang cinta. Lihat bagaimana dia mengolah film silat terdahsyat dekade ini, Crouching Tiger Hidden Dragon yang sukses hingga mendunia pada awal tahun 2000 lengkap dengan bumbu roman silat yang tak terlupakan. Film yang mengangkat nama Ang Lee ke jenjang sutradara internasional yang paling dicari. Dan kisah cinta yang lebih mengejutkan muncul ketika Ang Lee memutuskan untuk menyutradarai Brokeback Mountain (2006).
Dalam kehidupan pribadi Ang Lee menikah dengan Jane Lin pada tahun 1983. Istrinya adalah ahli biologi molekular yang menjadi pencari nafkah keluarga dengan dua anak lelaki saat Ang Lee menganggur selama enam tahun sehabis lulus dari sekolah film di New York. Hingga pada tahun 1990 dua skenario Lee, Pushing Hands dan Wedding Banquet memenangkan kompetisi yang diadakan pemerintah Taiwan. Jadilah Ang Lee mendapat sponsor untuk memproduksi filmnya. Dan seperti kata pepatah, sisanya adalah sejarah.
Ketika ditawari menyutradarai Brokeback Mountain, Ang Lee sebenarnya ragu karena dia sama sekali tidak tahu kehidupan koboi di Wyoming. Namun ketika membaca cerita pendek karya E. Annie Proulx yang jadi dasar cerita Brokeback Mountain, Ang Lee tergugah hingga meneteskan air mata. Di mata Ang Lee, Brokeback Mountain bukan sekadar kisah cinta gay. Baginya cinta adalah universal, sebagaimana cinta bisa terjalin antara Lee dan istrinya, cinta antara dua lelaki juga bisa terjalin sedemikan rupa.
Brokeback Mountain adalah film yang kontroversial. Memenangkan deretan penghargaan dan dipuji serta dicaci maki oleh sejumlah kritikus. Film ini juga dilarang pemutarannya di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat serta di beberapa negara lain. Namun kontroversi terbesar tetaplah ketika Brokeback Mountain tidak memenangkan Oscar 2006. Namun Brokeback Mountain menjadi film terbaik di Golden Globe dan Ang Lee mendapat Oscar untuk sutradara terbaik, dan menjadi sutradara keturunan Asia pertama yang memperoleh Oscar. Tragisnya Brokeback Mountain dilarang beredar di RRC, meskipun oleh harian China Daily yang terbit di RRC disebutkan bahwa Ang Lee memberi kebanggaan bagi orang keturunan Cina di dunia.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
PS: Nonton Wedding Banquet di Mangga Dua tahun 1993 (gila, sebioskop menahan napas waktu liat dua cowok ciuman), nonton Brokeback Mountain di Citra 21, th. 2006.
Gia. Kependekan dari Gia Marie Carangi. Supermodel terkenal pada era akhir 1970-an dan awal 80-an. Hidupnya singkat, kariernya pun tak kalah singkat, namun namanya selalu dikenang sebagai supermodel kondang dunia. Bahkan Cindy Crawford pada awal kariernya mendapat julukan “Baby Gia”.
Gia lahir di Philadelphia 29 January 1960 dan meninggal tahun 1986. Kisah hidupnya diangkat ke layar televisi oleh HBO pada tahun 1998 dengan judul Gia. Film yang skenarionya ditulis Jay McInerney dan Michael Cristofer ini juga mengangkat nama Angelina Jolie yang berperan sebagai Gia Marie Carangi.
Gia “ditemukan” oleh pencari bakat ketika sedang menjaga restoran ayahnya, dan pindah ke New York City pada tahun 1978. Dengan cepat ia menjadi favorit para fotografer fashion yang menyukai keunikan wajahnya, yang keturunan Itali, Welsh, dan Irlandia. Dan pada usia 18 tahun, Gia sudah menjadi idola dunia fashion, namun jauh di dasar lubuk hatinya dia kesepian dan tidak bahagia.
Kepada agennya, Wilhelmina Cooper (Faye Dunaway), Gia mencari dan menemukan kasih sayang seorang ibu. Kebahagiaan hatinya juga terisi ketika menjalin hubungan dengan asisten fotografer, bernama Linda. Meskipun dalam kehidupan nyata, konon Linda adalah Sandy Linter yang tidak mau namanya disebutkan dalam film.
Tahun 1979-1981 adalah puncak karier Gia. Dia tampil di berbagai majalah fashion terkemuka seperti Glamour, Vogue, dan Cosmopolitan. Juga menjadi model bagi Armani dan Dior. Hubungan asmaranya juga penuh dengan gejolak, karena Linda ternyata memiliki tunangan laki-laki.Meskipun di film tidak diceritakan, dalam buku terbitan 1994, Thing of Beauty The Tragedy of Supermodel Gia yang ditulis Stephen Fried, ditulis bahwa Gia tidur dengan banyak perempuan dan beberapa laki-laki walaupun pada dasarnya dia adalah lesbian. Buku ini menceritakan dengan lebih detail kisah hidup Gia yang tidak bahagia dan haus kasih sayang, serta hubungannya yang buruk dengan ibunya. Dalam buku juga secara tersirat disebutkan bahwa Gia pada dasarnya adalah lesbian "butch".

Film ini menampilkan kisah tragis kehidupan supermodel yang tampak glamor. Dalam banyak hal, Gia memiliki segala yang diidamkan perempuan. Kecantikan, uang, dan ketenaran ternyata tidak bisa menghilangkan rasa tidak aman yang selalu merundungnya atau membeli kasih sayang yang dicarinya. Angelina Jolie bermain sangat bagus dalam film ini sehingga membuahkannya gelar aktris terbaik untuk Film TV pada Golden Globe tahun 1999, dan membuatnya jadi ikon pujaan lesbian sejagad.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
PS: Nonton filmnya di VCD th.2002, bukunya pinjam punya bos, :)
Tidak pernah lupa dalam ingatan saya kejadian mengejutkan di arena loncat indah dalam Olimpiade Seoul 1988. Dalam salah satu loncatannya, kepala Greg Louganis terjeduk papan loncat indah hingga dia jatuh terpelanting ke dalam air dengan kepala mengucurkan darah. Semua penonton terkesiap menyaksikan adegan itu, saya nyaris bisa merasakan napas-napas tertahan penonton yang memandang ngeri. Namun kecelakaan itu tidaklah menghentikan Greg memperoleh 2 medali emas loncat indah untuk papan 3 meter dan 10 meter. Saat itu saya masih duduk di bangku SMP, dan Greg Louganis adalah tujuan saya menyaksikan siaran langsung olimpiade setiap pulang sekolah. Di mata saya saat itu, Greg Louganis adalah seorang hero.
Pria bernama lengkap Gregory Efthimios Louganis ini lahir pada tanggal 29 November 1960 di El Cajon, California, dan dianggap peloncat indah terbaik di dunia. Ia pensiun dari kariernya sebagai peloncat indah setelah olimpiade 1988. Greg Louganis adalah atlet yang mengikuti olimpiade sebanyak 3 kali, yaitu 1976, 1984, 1988, dan memperoleh emas ganda dalam dua olimpiade terakhirnya. Kalau AS tidak memboikot olimpiade 1980 di Uni Soviet, daftar prestasinya mungkin bakal lebih panjang.

Buku yang ditulisnya bersama Eric Marcus ini juga mengungkapkan sisi lain selain sosok Greg Louganis yang tampan terpahat bak dewa Yunani (bahkan sempat berpose bugil untuk majalah Playgirl pada tahun 1987), berprestasi, dan dipuja banyak orang. Greg tidak mengenal ayah dan ibu kandungnya karena diadopsi sejak usia sembilan bulan. Ia sulit beradaptasi di sekolah karena disleksia dan sering jadi bahan ejekan anak-anak lain karena kulitnya yang cokelat sebab ayah kandungnya konon masih keturunan Samoa.
Pada usia sembilan tahun, ia mulai mengenal loncat indah dan langsung menunjukkan prestasi luar biasa. Pada usia 16 tahun, ia terpilih menjadi atlet olimpiade untuk Olimpiade Montreal 1976, dan meraih medali perak di sana. Selain itu, ia juga memperoleh puluhan medali emas dari berbagai kejuaraan di Amerika.

Kata bahagia seakan asing dalam kamus Greg. Bahkan ketampanan dan fisik yang sempurna, kekayaan dan prestasi yang luar biasa, tidak bisa membuat hidupnya utuh. Dia tetap jadi sosok anak malang yang rendah diri. Hubungan demi hubungan yang buruk dengan orang-orang terdekatnya, serta kisah cinta yang menyakitkan, membuatnya depresi dan terpuruk. Dan hanya loncat indah yang memberi makna dalam kehidupan Greg Louganis.
Membaca buku ini bukan berarti membuat Greg Louganis minta dikasihani, namun ia lebih ingin menunjukkan kekuatan kejujuran dan cinta pada diri sendiri. Buku ini seakan menjadi terapi dan semacam obat buat Greg Louganis dengan mencurahkan segala rahasia yang terpendam dalam dirinya melalui tulisan. Breaking the Surface menggambarkan apa yang ada di balik sosok idola dengan pengakuan jujur yang menyembuhkan diri sendiri.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
NB: Breaking the Surface dicetak ulang kembali tahun 2006.
Ellen DeGeneres lahir di kota kecil di wilayah New Orleans pada tgl 26 Januari 1958. Ayahnya adalah salesman asuransi dan ibunya yang akrab dipanggil Betty adalah agen real estat. Ketika Ellen berusia 13 tahun, ayah dan ibunya bercerai. Tidak lama kemudian, Betty menikah lagi lalu pindah ke Atlanta, Texas. Lulus SMA, Ellen bekerja sebagai klerek di firma hukum, pelayan restoran, bahkan pembuka kerang.
Namun nasib dan bakatnya ternyata bicara lain. Ellen yang memang terkenal sering melucu dan melawak di antara teman-temannya akhirnya mencoba menjadi komedian di kelab-kelab kecil di New Orleans. Kesedihan dan berbagai kesulitan hidup yang dihadapi Ellen membuatnya menggunakan humor untuk menghibur diri dan orang-orang sekitarnya. Ellen mengatakan sebagai komedian dia ingin “menjangkau semua orang” dan membuat semua orang tertawa “karena ini tentang humor” dan bukan tentang menjadi gay. Pada tahun 1982 dia memenangkan kontes “Funniest Person in America” yang diadakan oleh Showtime.
Pada tahun 1994, mulailah karier Ellen di bidang televisi dengan ditayangkannya sitkom Ellen di ABC. Namun serial TV Ellen menjadi sorotan publik pada tahun 1997 ketika tokoh Ellen Morgan yang diperankan Ellen DeGeneres coming out sebagai lesbian dalam salah satu episodenya. Episode itu merupakan episode dengan rating tertinggi. Nama Ellen, yang waktu itu berpasangan dengan Anne Heche, langsung membubung sebagai ikon lesbian. Bahkan dia sempat menjadi cover majalah Time dengan tagline, “Yep, I’m gay.” Meskipun dalam interviu di majalah tersebut Ellen mengatakan dirinya tidak pernah mau menjadi “aktris lesbian”, dan sesungguhnya dia tak pernah mau jadi “juru bicara” untuk komunitas gay/lesbian. Yang dia lakukan hanyalah jujur pada dirinya sendiri.Sayangnya episode coming out itu juga meruntuhkan karier Ellen. Pada tahun 1998, sitkom Ellen dihentikan penayangannya karena rating yang jeblok. Meskipun awalnya khawatir, namun Ellen tidak menyesali keputusannya untuk coming out meskipun dalam banyak hal menyebabkan kemunduran kariernya. Tabloid-tabloid gosip juga mencecar habis kehidupan pribadinya bersama Anne Heche, yang dianggap mendompleng Ellen untuk mengangkat karier filmnya.
Setelah sitkom Ellen dihentikan, Ellen sempat menggunakan waktu “istirahat”nya untuk bermain di sejumlah film seperti EdTV dan FTV: If This Walls Could Talk 2 pada tahun 2000. Tahun 2001, kembali ke televisi dengan sitkom terbaru di CBS berjudul The Ellen Show dengan karakter utama Ellen yang lesbian. Sayangnya, rating serial itu pun rendah sehingga dihentikan setelah satu season.
Tahun 2003 adalah awal tahun kebangkitan Ellen. Dia mengisi suara sebagai Dory, ikan yang pelupa kelas berat dalam film Disney, Finding Nemo. Sejumlah kritikus pun memuji kepiawaiannya dalam mengisi suara Dory yang dinilai sangat pas dan hidup. Pada tahun yang sama, Ellen juga menerbitkan buku kumpulan esai humor yang kedua berjudul, The Funny Thing Is… yang masuk dalam daftar New York Times bestseller. Sebelumnya, pada tahun 1996 buku pertamanya, My Point... And I Do Have One, juga menjadi bestseller di New York Times.
Pada bulan September 2003, Ellen meluncurkan acara talkshow siang hari, The Ellen DeGeneres Show. Acara ini mendapat 11 nominasi untuk Emmy Awards pada season pertama, dan memenangkan empat Emmy, termasuk Best Talk Show. Selama tiga season, acara ini telah memenangkan 15 Emmy Awards.
Dalam kehidupan pribadi, Ellen terpaksa membiarkan hubungannya jadi sorotan publik. Setelah putus dari Anne Heche tahun 2001, dia sempat menjalin hubungan dengan aktris/fotografer Alexandra Hedison, namun hubungan tersebut tidak bertahan lama. Sejak tahun 2004, Ellen berpasangan dengan Portia De Rossi (Arrested Development, Ally McBeal), yang masih bertahan hingga sekarang.
Ellen mungkin tak pernah mau jadi ikon lesbian, tapi apa yang dilakukannya memberi pengaruh pada banyak lesbian di dunia serta mengubah wajah lesbian dalam dunia hiburan. Keberhasilannya untuk bangkit kembali setelah penurunan karier dan cercaan yang dialaminya akibat coming out memberi contoh positif bagi komunitas GLBT. Di usianya yang ke-49, karier Ellen DeGeneres tampaknya akan terus bersinar karena konon Ellen terpilih sebagai pembawa acara 79th Academy Awards yang akan berlangsung tanggal 25 Februari 2007.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
gambar dari: www.time.com
KWAKU ALSTON / CORBIS OUTLINE
Melissa Etheridge bernama lengkap Melissa Lou Etheridge lahir di Leavenworth, Kansas tanggal 29 Mei 1961. Karier musiknya sebagai penyanyi rock dimulai pada tahun 1988 setelah meluncurkan album pertamanya Melissa Etheridge yang memperoleh penghargaan Double Platinum.
Sepanjang kariernya Melissa Etheridge sudah memenangkan dua Grammy Award dan menghasilkan sembilan album, yang terakhir dirilis tahun 2005, The Greatest Hits: The Road Less Traveled, kumpulan lagu-lagu terbaiknya sejak 1988.
Melissa coming out pada tahun 1993 saat inagurasi Presiden Bill Clinton. Tadinya banyak yang mengkhawatirkan kariernya akan habis setelah itu, namun yang terjadi malah sebaliknya. Karena setelah itu album Yes I Am yang dirilis tahun 1993 bisa dibilang menjadi album tersukses Melissa Etheridge dan terjual 6 juta keping hanya di AS saja. Beberapa lagu dalam album ini menjadi hits, antara lain: I am the Only One, Yes, I am, dan Come to My Window.
Pada saat itu Melissa menjalin hubungan dengan Julie Cypher, mantan istri Lou Diamond Phillips. Pasangan Melissa dan Julie ini kemudian memiliki dua anak, Bailey Jean, 1997, dan Beckett, 1998, dengan donor sperma, David Crosby, yang merupakan sahabat baik Melissa. Namun pada tahun 2001, pasangan ini berpisah.
Pada tahun 2003, Melissa “mengikat janji” dengan Tammy Lynn Michaels, aktris yang bermain dalam serial TV remaja Popular, dalam commitment ceremony yang diadakan di California. Negara bagian ini memang belum mengakui pernikahan sesama jenis, tapi mengakui sejumlah hak pasangan sesama jenis yang sudah mendaftarkan “ikatan” mereka.Namun kabar buruk menimpanya pada tahun 2004, karena Melissa didiagnosis kanker payudara sehingga harus menjalani kemoterapi dan lumpektomi. Dan masa-masa itu merupakan masa paling berat dalam hidupnya. Penampilannya dalam Grammy Awards tahun 2005, membawakan lagu lama Janis Joplin, Piece of My Heart, mengundang tepuk tangan riuh karena saat itu Melissa Etheridge dengan kepala botak plontos akibat kemoterapi tetap tidak kehilangan semangat dan kelincahan rockernya di atas panggung.
Dalam satu wawancara, Melissa mengatakan dukungan Tammy Lynn yang sangat besarlah yang membuatnya bisa bertahan melewati kanker dan kemoterapi yang bak neraka. Kini Melissa Etheridge sudah sembuh dari kanker dan pada tahun 2006 kebahagiaannya makin lengkap dengan kelahiran putra kembar dari Tammy Lynn Michaels dari donor sperma yang dirahasiakan pada bulan Oktober 2006. Saat ini, selain bernyanyi Melissa Etheridge menjadi aktivis untuk kanker payudara serta pendukung hak-hak asasi gay/lesbian.
sumber:
www.wikipedia.com, www.melissaetheridge.com, www.ivillage.com
Kini, televisi, internet, berita, dll, memuat berita tentang homoseksual baik gay/lesbian nyaris sepanjang waktu. Bahkan koran utama seperti KOMPAS pun menampung tulisan Samuel Mulia secara rutin setiap hari Minggu, yang notabene sudah dikenal sebagai gay oleh masyarakat luas.
Saya kagum dengan keberaniannya untuk out pada tahun 1980-an ketika homoseksual bukan hanya dianggap tabu, namun masih dianggap suatu penyakit yang harus disembuhkan. Sebagai pemain tenis, Martina Navratilova sudah memenangi 59 gelar grandslam hingga pensiun kedua kalinya pada bulan September 2006 ini dalam ajang US Open sebagai kejuaraan terakhirnya. Pensiunnya Martina Navratilova kali ini ditutup dengan manis dengan memenangkan gandacampuran bersama Bob Bryan dan menang dengan angka 6-2, 6-3 melawan Kveta Peschke and Martin Damm, pasangan dari Ceko dan menjadi juara US Open ini.
Sebelumnya pada tahun 1994, Martina memang sudah pensiun dari dunia tenis single, lalu kembali lagi ke tenis pada tahun 2000 ketika usianya sudah 44 tahun untuk bermain di jalur ganda.
Martina Navratilova terlahir dengan nama Martina Šubertová pada tahun 1956 di Cekoslovakia. Gelar juara tenis profesional pertamanya diperolehnya di Orlando, Florida pada tahun 1974. Selama karier tenisnya, Martina Navratilova sudah memenangkan 167 gelar juara untuk single, dan 178 gelar juara ganda, dan keduanya merupakan rekor tertinggi yang belum bisa disaingi oleh petenisputra maupun putri. Dan selama 331 minggu dia merupakan petenis ranking #1 dunia.
Pada tahun 1975, ketika usianya baru 19 tahun pemain kidal ini membelot ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara AS pada tahun 1981. Kini Martina Navratilova berniat menghabiskan masa pensiunnya di rumahnya di Florida, AS. Dia juga berencana akan terus menggiatkan diri menjadi aktivis untuk komunitas GLBT dan mempromosikan buku panduan kesehatannya.
Akibat hiruk-pikuk Piala Dunia, Wimbledon 2006 yang bersamaan waktunya dengan final Piala Dunia jadi "terpendam" gaungnya. Sebagian orang Prancis mungkin masih bersedih akibat kekalahan Prancis dari Italia dalam final Piala Dunia 2006 di Berlin. Tapi sebagian lagi mungkin sedang merasa bangga karena Amelie Mauresmo berhasil menjadi juara Wimbledon 2006 ini. Mauresmo adalah perempuan Prancis pertama yang berhasil memenangkan Wimbledon sejak tahun 1925. Di final pada hari Sabtu 8-7-2006 ia mengalahkan Justinne Henin-Hardenne dari Belgia dengan angka 2-6, 6-3, 6-4.
Saat ini Amelie Mauresmo merupakan petenis Ranking 1 dunia, dan ini merupakan gelar Wimbledon pertama petenis kelahiran Laye, Prancis, 5 Juli 1979 sejak memasuki tenis profesional tahun 1997.
Pada tahun 1999, Amelie Mauresmo menghebohkan dunia tenis dengan coming out pada Australian Open pada bulan Januar1 1999 saat usianya 19 tahun. Mauresmo yang saat itu berpacaran dengan Sylvie Bourdon menyatakan kesuksesannya berkat cinta dan "penerimaannya" terhadap orientasi seksualnya. Banyak pihak yang menyesalkan keputusannya untuk coming out karena dianggap akan memengaruhi kariernya, sebagaimana yang terjadi pada Martina Navratilova. Dukungan dari publik Prancis, dan sponsor seperti Reebok dan Dunlop tetap mengalir untuknya. Walaupun selentingan kata-kata tidak enak pun sering mampir di telinganya, salah satunya seperti ucapan Martina Hingis yang menyebutnya "setengah laki-laki." Sejak tahun 2002, setelah putus dari Sylvie Bourdon, Mauresmo lebih menjaga privasi dalam hubungannya dengan kekasih barunya.
Sejak coming out, karier Mauresmo memang naik-turun, ketidakstabilan emosi Mauresmo yang masih muda sering dianggap sebagai penyebabnya. Barulah pada tahun 2004 dia menjadi petenis nomor satu dunia, meskipun dia belum pernah menjuarai satu ajang Grand Slam tenis. Grand Slam pertamanya baru diperolehnya tahun 2006, yaitu dengan menjuarai Australian Open 2006 dan kini Wimbledon. Bisa dibilang tahun 2006 merupakan tonggak baru bagi karier Mauresmo yang kini lebih matang dan dewasa.
foto dari http://www.wtnphotos.com
Pay It Forward
Kecapi koleksi sederhana tentang retrospeksi hidup, kronik harian, atau apresiasi hiburan direkat dalam mozaik sketsa lesbian.
Selamat datang. Aku si bulan itu. Dan ini rahasiaku.
Alex Lagi Ngapain Ya?
Jejaring SepociKopi
-
Club Camilan13 years ago
-
Topik: Sisterhood Unlimited!14 years ago
-
Surga Kepulauan Raja Ampat14 years ago
-
Kian Damai16 years ago
-
-
Jejaring Sahabat
Komen Terbaru
Kategori
- lesbian (79)
- film (63)
- Personal Life (51)
- Opini (40)
- Intermezzo (38)
- buku (29)
- TV (14)
- persona (12)
- gay (11)
- remaja (10)
- Asia (9)
- love (7)
- biseksual (5)
- coming out (4)
- poem (4)
- subteks (4)
- L Word (3)
- transeksual (3)
- South of Nowhere (2)
- Lakhsmi (1)
- cinta (1)
- lagu (1)