Ketika membongkar-bongkar foto lama, saya menemukan foto saya masih balita. Yah, kira-kira foto saya seumuran si bungsu sekarang. Ketika melihatnya, saya terkejut... kok saya mirip si bungsu ya? Ah, saya menepis pemikiran itu. Maklum deh, mami-mami memang sering berpikir seperti itu. Sok bangga dengan kemiripan dengan anaknya.
Lalu saya memperlihatkan foto itu ke Lakhsmi. “Say, lihat deh fotoku...”
Lakhsmi membelalak, “Hah, kok mirip banget sama si bungsu?”
“Beneran?”
“Iya...”
Ah, saya juga nggak percaya sama Lakhsmi, pasti ini salah satu asbunnya... :p
Saat itu pembantu kami lewat, dan saya memperlihatkan foto kecil saya padanya. “Aduh, dari tadi saya kirain ini fotonya si bungsu lho, Non. Mirip banget.”
Mendengar itu, Lakhsmi memandang saya dengan tatapan, gue-bilang-juga-apa-nggak-percaya-sih.
“Heran deh, si bungsu kok bisa mirip kita ya, beib?”
Lakhsmi mengangkat bahu, lalu tersenyum dan berkata, “Mungkin karena kamu maminya juga.”
Saya tersenyum manis sekali mendengar jawabannya.
Saya jadi teringat adegan tidak lama sebelum ini, ketika kami sibuk memilih goody bag untuk ultah si bungsu. Barbie atau princess? Hello Kitty atau Winnie the Pooh? Ribet dan rusuh. Sementara si bungsu sibuk main dengan telepon-teleponan Hello Kitty. “Hawoo? Hawoooo?” katanya.
Dua maminya nggak sempat memperhatikan karena habis itu kami sibuk memilih kue. Strawberry Shortcakes atau Cars? Hah? Cars? Nggak salah anak perempuan kuenya Cars?
“Beib, dia suka Cars,” kata saya.
“Yang bener?” tanya Lakhsmi.
“Iya.” Saya mengangguk membenarkan.
Si mbak yang melayani kami memandang kami bergantian lalu bertanya lugu, “Mamanya yang mana sih?”
Gantian saya dan Lakhsmi jadi saling memandang lalu tertawa terbahak-bahak. Hampir kami menjawab, “Dua-duanya maminya!”
Tapi daripada si mbak pingsan di tempat, saya menunjuk Lakhsmi. “Ini maminya. Saya tantenya.”
Si mbak tersenyum, “Saya kita Ibu yang maminya... soalnya tau banyak sih.”
Kembali saya dan Lakhsmi tertawa ngakak, yang hanya bisa kami mengerti artinya.
Akhirnya setelah memilih-milih kue dan goody bag, kami menemukan si bungsu masih main telepon Hello Kitty dan tidak mau melepasnya. Tanda minta dibelikan... hehehe. Akhirnya kami memutuskan untuk menjadikan telepon Hello Kitty itu sebagai hadiah ultahnya. “Buat telepon Tante dan Mami kalo di kantor,” katanya.
Bagaimana kami bisa menolak membelikannya kalau si bungsu bilang begitu, coba?
@Alex, RahasiaBulan, 2009
Club Camilan
12 years ago
7 comments:
Hawooo..hawooo...!
HUAHAHAHAHAHA..:)))
*kocak :))
salam,
IM
GBU
mungkin ini yang namanya like mother like daughter, luckily your little gals happen to have 2 mommies ^^
-zoe-
Hawooooo...bica bicala cama tante Alex? Tante tante... ada pus au...
hehehehe
Gara2 baca tulisan suhu tentang si kecil, partnerku jadi pengeeeeeeeeeeen banget punya baby
he..he..suka deh baca cerita k alex
joanna
kl baca ceritamu aq kok jd suka anak kecil ya...padahal aq sebel bgt ma anak kecilll
Nb:
lebih sering nulis ya cz camilan lg libur nich jadi kehilangan bacaan nich...
Nice
hihihihi...lucuna si bungsu....hawwwooooo...salam kenal ya mami alex...makasih tulisannya menyemangati hidupku
Hihihihi
Kamu beruntung Lex
Post a Comment