Si Nakal. Kadang-kadang kami menyebut dia seperti itu. Badungnya nggak ketulungan si bungsu ini. Nakal, badung, keras kepala, persis maminya :)). Pokoknya saya (kadang-kadang) harus jadi penengah antara maminya dan si bungsu yang adu keras. Udah biasa gitu menghadapi maminya... jadi versi mininya (seharusnya) udah bisa di-handle deh, walaupun kenyataannya sering kali saya yang teraniaya atas-bawah, hahaha.
Jadi ingat satu cerita lucu soal kaus kaki. Sekali waktu si bungsu nggak mau pakai kaus kaki sebelum tidur. Dia menarik lepas kaus kakinya. Lalu maminya memakaikannya lagi. Begitu terus sebanyak 3x, hingga akhirnya si bungsu menyerah. Dalam hati saya yakin si bungsu tidak menyerah sungguhan. Ternyata... Tuh betul, kan? Beberapa jam kemudian, ketika si bungsu sudah tidur, Lakhsmi bertanya, “Say, mana kaus kakinya si bungsu?” Tangannya meraba-raba dalam gelap.
“Nggak tau... terakhir liat sih masih di kakinya,” saja menjawab cuek.
“Nggak ada...!”
“Ada!”
Lakhsmi meraba-raba lagi, kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Dia menemukan kaus kaki itu. Di mana? Hayo tebak...! Ternyata kaus kaki itu memang masih dipakainya... di kedua tangan. Huahaha... Ada-ada aja, kan?
Well, sebenarnya nggak mau cerita soal nakalnya kali ini. Tapi lebih tentang kekaguman dua maminya terhadap anak ini (lebih ke kekaguman tante maminya sih :p).
Beberapa hari lalu, Lakhsmi ber-chat dengan saya ketika saya sedang di kantor, sementara dia mengambil cuti sakit.
Lax: Tadi si bungsu pinter deh...
Lex: Knp?
Lax: Dia gambar doggie bagus banget.
Lex: Oya? Ntar pulang kuliat ya. Simpen gambarnya nggak?
Lax: Simpen dong.
...(5 menit kemudian)...
Lex: Beb...
Lax: Ya?
Lex: Fotoin dong gbrnya... Nggak sabar nih mau liat... nanti bebein ke aku.
...(5 menit berlalu)
Lex: Wuaaaaaaaaaah gbrnya bagus amat? (Hm... buat saya masterpiece deh :))
Lax: iya, bagus ya... aku mau simpen gk boleh sama dia...
Lex: Jadi?
Lax: Udah dicoret-coret krayon (Versi yang saya lihat masih goresan pensil dgn wujud anjing yang jelas)
Lex: Gk kamu larang?
Lax: Bisa dilarang dia?
Lex: Hahahaha :))
Malam harinya ketika saya menemui si bungsu, dengan wajah manis dia menjawab, “Gambar apa? Dogi apa? Ga ada dogi,” ketika saya bertanya, mana gambar doginya. “No dogi. I want to watch TV.” Untungnya Lakhsmi sudah menyelamatkan gambar yang udah tidak jelas wujudnya. Coretan-coretan pensil yang “dulunya” bergambar anjing yang wajah dan tubuhnya diwarnai krayon merah dan hijau. Mesti pake tatapan laser untuk bisa melihat dengan jelas.
Mungkin ini yang namanya kebanggaan orangtua ya. Pokoknya apa pun yang dilakukan oleh anak yang kelihatannya “lebih” sedikit udah membuat hati membuncah bangga. Coba lihat isi henpon, isinya foto-foto anak dalam berbagai pose dan karya-karyanya.... :)
@Alex, RahasiaBulan, 2009
Club Camilan
12 years ago
3 comments:
Hihihihihi
Cute Banget seh si bungsu.
Salam gemes buat dia yha...
Lucu banget si bungsu, hehehehe
aku selalu menantikan cerita De Ni tentang si bungsu. Jadi pengen punya baby, hehehehe
hhehehhe...big hug buat si bungsu ya lex....gemeeeessss....pengen nyium dan nyubitt dikiitt pipinya...
Post a Comment