Ini adalah film lesbian paling katro yang pernah saya tonton. Ceritanya tentang orang-orang dalam panti rehabilitasi untuk menyembuhkan homoseksual. Film komedi satire ini adalah film tahun 1999, disutradari oleh sutradara lesbian Jamie Babbit dan penulis skenario Brian Wayne Peterson yang juga gay. Pemeran utamanya sendiri adalah dua aktris muda, Natasha Lyonne dan Clea DuVall.
Natasha Lyonne berperan sebagai Megan, gadis cheerleader yang ceria dan populer. Oleh orangtuanya, Megan dimasukkan ke panti rehab True Directions untuk disembuhkan karena menunjukkan tanda-tanda “lesbianisme”. Konon panti rehab ini menjamin enam minggu berada di kamp ini, si lesbi atau gay akan keluar sebagai straight.
Walaupun Megan berkeras menyatakan dirinya bukan lesbian, tapi keluarga dan teman-temannya yakin Megan lesbian karena sebagai cheerleader dia lebih suka melihat perempuan dan tidak suka berciuman dengan cowoknya. Di panti rehab yang isinya gay/lesbian yang harus disembuhkan itu Megan justru jadi sadar bahwa dirinya memang lesbian. Apalagi Megan kemudian berkenalan dengan teman sesama anggota panti rehab, Graham (Clea DuVall). Pertama kali bertemu Megan dan Graham saling membenci, tapi kemudian jadi bersahabat, dan akhirnya malah saling jatuh cinta.
Untungnya But I’m a Cheerleader memang film yang dibuat dengan tujuan komedi yang ngawur dan katro banget, jadi dalam banyak adegan kita bisa ketawa melihat adegan-adegan norak yang sengaja dibuat berlebihan. Contohnya, bagaimana pembagian peran perempuan dan lelaki di panti rehab. Bagaimana perempuan identik dengan warna pink dan lelaki dengan warna biru. Dan bagaimana gay/lesbian ini dipaksa untuk mengakui keheteroan mereka.
Secara ini film satire, berbagai sindiran juga terasa jelas. Bagaimana kalau pada dasarnya dirimu homo, ya diapain juga tetap saja jadi homo.
Untungnya But I’m a Cheerleader memang film yang dibuat dengan tujuan komedi yang ngawur dan katro banget, jadi dalam banyak adegan kita bisa ketawa melihat adegan-adegan norak yang sengaja dibuat berlebihan. Contohnya, bagaimana pembagian peran perempuan dan lelaki di panti rehab. Bagaimana perempuan identik dengan warna pink dan lelaki dengan warna biru. Dan bagaimana gay/lesbian ini dipaksa untuk mengakui keheteroan mereka.
Secara ini film satire, berbagai sindiran juga terasa jelas. Bagaimana kalau pada dasarnya dirimu homo, ya diapain juga tetap saja jadi homo.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
0 comments:
Post a Comment