9:41 AM

Will You Marry Me?

Posted by Anonymous |

"Nearly all marriages, even happy ones, are mistakes: in the sense that almost certainly (in a more perfect world, or even with a little more care in this very imperfect one) both partners might be found more suitable mates. But the real soulmate is the one you are actually married to."
– J.R.R. Tolkien

Saya jadi teringat pada malam sekitar 3 tahun lalu ketika kami mengucapkan semacam ikrar. Yang preludenya dimulai saat kami berjalan melewati etalase toko perhiasan dan partner bilang, “Chay, kamu suka cincin yang mana?” Saya pun membeku, tak tahu harus menjawab apa. Maklum deh, saya tidak pernah dilamar sih jadi darah dalam otak saya otomatis langsung berhenti mengalir ketika pertanyaan itu terucap. Ternyata walaupun ekstrovert, saya gampang panik dan bukan orang yang spontan. Hahaha...

Kami sempat tegang sejenak karena masalah “cincin” ini, tapi kemudian kami malah jadi memilih-milih cincin ditemani beberapa teman straight yang amat sangat suportif dalam urusan ini. They were so cute... really. :)

Saat melakukan perjalanan menuju suatu tempat romantis mengikat diri padanya, saya dipenuhi keraguan yang luar biasa besar. Sejujurnya, saat itu saya merasa cinta saya padanya tidak cukup besar untuk membuat saya rela mengikat diri denganya..., hanya untuknya. Saya pikir, langkah seperti ini seharusnya dibuat ketika kita merasakan cinta yang bergelora dahsyat. Ah, betapa hijaunya saya kala itu.

Keraguan itu menggerogoti saya bahkan hingga saat-saat menjelang kami mengikat diri. Saya berpikir, Apakah saya siap? Apakah dia the one saya? Apakah saya akan menyesali keputusan ini? Saya mungkin orang yang konservatif... buat saya sekali menikah berarti satu untuk seumur hidup dan janji bukanlah sesuatu yang bisa kauucapkan dengan sebelah mata hanya untuk lip service.

Berdua di bawah naungan langit malam, kami berdiri di balkon disaksikan jutaan bintang dan bulan. Dengan tubuh kami yang tidak berbeda jauh tingginya, saya bisa selevel memandang matanya tanpa perlu mendongak atau menunduk. Dia membacakan janjinya pada saya dengan air mata berlinang. Untuk pertama kalinya saya melihat air matanya tumpah, hingga menular. Saya menyeka air mata di mata kami berdua kemudian mengucapkan janji padanya...

Aku menerimamu sebagai pasangan hidupku, sahabat terbaik yang menjadi tempat berbagi tawa maupun tangis, dalam sehat maupun sakit, dalam keadaan baik maupun buruk.

Aku akan menghabiskan sisa hidupku mendengarkan setiap angan dan mimpimu, berbagi kisah hari demi hari. Berdua, kita akan membuat setiap angan dan mimpi itu jadi kenyataan.

Kini aku menyerahkan diriku padamu seutuhnya dengan segenap jiwa dan raga untuk mendampingimu, menghabiskan hidup bersamamu, karena aku mencintaimu dalam setiap denyut napasku. Kini dan selamanya.


Kami pun saling memasang cincin ke jari satu sama lain, berpelukan, berciuman dalam derai air mata, dan pada saat itulah aku tersadar. Cinta kami hidup, bergerak, dan memiliki nyawa sendiri dalam ikatan kami. Keraguan saya lenyap sudah. Saya yakin, seyakin-yakinnya bahwa dialah perempuan yang ingin saya ajak berbagi hidup dan mati. Hingga maut memisahkan kami.

@Alex, RahasiaBulan, 2008

PS: Beib, aku mungkin nggak sering mengirim lagu cinta buat kamu, nggak pernah bernyanyi untuk kamu di telepon. :p Atau memuja kamu habis-habisan hingga membuatmu melayang. Tapi aku ada di sini... berada di depan, samping, dan belakang kamu. Membangun mimpi-mimpi kita. Buka mata kamu dan lihatlah... apa yang kita bangun dalam rentang waktu yang tak seberapa kini lebih besar daripada hidup itu sendiri.

7 comments:

Anonymous said...

Wuww Romantis. Lex gw jadi inget pas berdua Nda, kira2 3 or 4 tahunan yg lalu, asmara lagi panas membara kayak kompor.. kita tukeran cicin jg, gw ngasih di mobil, pas kita lagi berduaan ke ancol, malem itu agak grimis.. hati lagi dalem2nya, abis ciuman.. gw kasih cincin buat dia, dia terharu, sambil berkaca2 dia meluk gw n kt nangis bareng.

Besokannya dia tulis di blog kita, dikantor dia senyum2 terus, happy banget. Rasanya spt perempuan yg baru dilamar katanya:)then 3 hari kemudian dia kasih gw cincin jg.
Unforgettable moment.

-Sya

Anonymous said...

Lex, senin tanggal 26 mei 08 juga bakal nikah sama gadis gue!.
Gue ngelamar dia di kamarnya, sehabis kita ciuman. dia terima lamaran gue. semua persiapan nikah udah kami buat. Dan gue janji gak bakal ML ma dia sampai hari pernikahan kita.

Gue gak nyangka... gue bisa nikahin dia, gadis yang selama ini cuma gue bisa khayalin dalam dunia maya, kini nyata. gue bener-bener gak nyangka dia mau nikah ma gue. Meski dalam pernikahan nanti cuma gue dan dia yang tahu, tapi gue seneng banget.

Gue dan dia dah beli cicin, udah mengukir nama di balik cicin itu. cuma tinggal tunggu waktunya gue bisa memakaikan cicin itu di jari manisnya, demikian sebaliknya...

lex, tinggal beberapa hari lagi and dia bakal jadi milik gue... meski gak da yang tahu...
tapi gue serius lex...
gue cinta dia selamanya...

_de_ni

Anonymous said...

_de_ni, congrats ya...

Cinta gak butuh tabuhan genderang utk bisa terdengar gemanya ke seantero bumi kok.

Anonymous said...

3 hari untuk selamanya, Lex...

Itulah saat aku akhirnya memakai cincin yang pernah dia berikan kepadaku tepat dihadapannya....

Cincin tanda bahwa aku akan bisa mulai belajar mencintai dia walaupun aku harus berusaha keras melupakan cinta lama yang masih tersisa di hatiku....

~Edward~

Anonymous said...

Cinta gak butuh genderang untuk terdengar ke seantero bumi???yah,ngomong aja sama diri sendiri!ngapain pake acara nulis beginian kalo emang ga butuh buat di dengar gemanya ke seantero bumi.omong kosong! btw de_ni selamat ya untuk kalian berdua semoga langgeng dan selalu bahagia.

Rocky

Anonymous said...

Rocky, I think you missed the point. Cinta memang tidak perlu ditabuh karena gemanya sendiri saja terdengar dengan jelas ke seantero bumi. Kalau menurutmu tulisan ini adalah omong kosong, kamu punya hak dan pilihan untuk tidak membacanya kok.

Anonymous said...

Thanks Rocky, Thanks Alex

yup loe bener lex, cinta memang gak butuh tabuhan genderang utk bisa terdengar gemanya ke seantero bumi.

Tapi, Gue cuma gak tahu mau cerita ke siapa dan berbagi ke mana kebahagiaan ini. Di indonesia yang masih menganggap kaum L sebagai aib besar... rasanya sulit. masa gue cerita ke tukang baso atau tukang somay he..he..

Tapi lex... suatu saat loe bakal denger gema cinta gue dan dia, yang gak pernah kami tabuh, dan gak pernah kami mainkan genderangnya. Tapi terdengar begitu jelas, begitu merdu sampai seantero bumi bakal terlena.
_de_ni

Subscribe