10:24 PM

Lesbian? Ya, Iyalah...

Posted by Anonymous |

Berapa banyak teman-teman lesbian yang langsung bergidik mendengar kata “lesbian” diucapkan atau ditulis secara terang-terangan? Atau Anda sendiri juga merasa risi dan tidak nyaman mendengarnya? Dan setiap kali mendengar kata ini disebut, otak Anda langsung otomatis bernyanyi, “Lalalalalalalala...” Tidak mau mendengar dan Anda berlagak budek seakan telinga Anda isinya penuh dengan kotoran lalalalalalala.

Sebagai pengganti kata lesbian yang menyeramkan ini, banyak orang yang menggantinya dengan kata lain. Belakangan ini kata yang sedang eksis sebagai kata pengganti adalah “L” (dibaca: el) yang merupakan singkatan dari LESBIAN. “Menurut lo dia el nggak?” Saat melihat cewek bertampang butch atau andro lewat di mal. Atau, “Lex, temen gue akhirnya udah ngaku el tuh.”

Sebelum kata “L” digunakan, istilah yang sempat happening pada awal tahun 2000-an adalah “Belok”. “Gue kenalin ama temen gue ya, anak kampus kita. Belok juga.” Yah, kurleb seperti itu pemakaiannya. Kata Belok digunakan sebagai lawan kata straight yang artinya lurus. Saya sering bercanda dengan teman saya dulu setiap kali dia bilang dirinya Belok. “Paling enak belok kiri, karena boleh langsung. BeKiBoLang.” Hehehe, jayus, memang.

Mundur sejenak ke era tahun 1990-an, istilah yang sering dipakai untuk menggantikan kata LESBIAN adalah “Lines”, (dibaca: li-nes bukan lains). Yah, zaman lesbi-lesbi masih digambarkan sering ajeb-ajeb di diskotek buat cari cewek dan lesbian party gitu deh, lalu ceritanya dimuat di majalah Fakta Plus, hahahaha.... Yah, kurleb sezaman ketika cerita lesbian yang paling in adalah “Aku Jadi Lesbi Karena Disakiti Laki-Laki".

Eniwei, istilah di atas belum seberapa mengerikan dibanding mendengar istilah “Sakit” yang so eighties banget deh. Sumpe deh, saya dengar dengan telinga yang nyantel di kepala saya tahun kemarin masih ada yang masih memakai istilah ini. Hareee geneeee...? Ya ampyunnnn, ke mane aje, Mbak?! “Si anu kan sakit juga, kaya kita-kita ini, cuma nggak mau ngaku aja....” Haiyaaaaahhhh, saya sampai bengong beberapa detik. Beneran bengong total. Bengong sampai ada gemanya... ngong... ngong... ngong.

Eufimisme semacam ini merupakan suatu cara untuk memperhalus istilah yang membuat telinga tidak nyaman. Sopir diperhalus dengan kata driver, Indian dengan Native American, Cina dengan Tionghua. Dan istilah-istilah di atas biasanya dibuat oleh kaum lesbian sendiri yang tidak sampai hati menggunakan kata Lesbian itu.

Dulu sewaktu saya masih muda, hijau, tidak berpengalaman, meskipun sudah tidak perawan lagi... (Baca: zaman kuliah), saya juga nggak kuasa menyebut kata Lesbian dengan enteng. Kayanya lidah ini terbuat dari logam mulia, dan sulit ditekuk untuk menyebut kata "les-bi-an." Sampai saya ketemu seorang sahabat lesbian yang out, loud, and proud.

Saya dan sahabat out saya yang cantik dan punya rambut yang cocok jadi model iklan sampo itu kemudian bersahabat baik. Secara dia kalau ngomong nggak ada remnya, dia bisa dengan mudah berkata, “Emangnya kenapa kalau gue lesbian?” semudah dia berkata. “Emangnya kenapa kalau jempol gue kutilan?” Awalnya saya nyaris pingsan setiap kali kata "lesbian" nyembur dari mulutnya, yang remnya blong itu.

Hingga kemudian saya menyadari bahwa bukan kata “lesbian” yang membuat saya takut. Tapi saya takut pada diri saya sendiri. Saya takut dengan kenyataan bahwa saya adalah LESBIAN. Detik itu pula saya menyadari bahwa saya homofobia pada diri saya sendiri, dan saya belum berdamai dengan hati, jiwa, dan pikiran lesbian saya.

Kesadaran itu muncul ketika saya sedang menyusuri malam dengan berjalan kaki sejauh 2 km, sambil berpikir merenungkan siapa diri saya sebenarnya. Saya membuat dialog dalam benak saya. Tanya-jawab imajiner. Siapa kamu? Apa kamu? Mengapa? Sepanjang waktu itu dialog tanya-jawab dalam otak saya terus-menerus menenangkan hati saya yang gelisah. Yang selanjutnya perlu saya lakukan adalah coming out pada diri saya sendiri.

Puncaknya saya menyerah. Saya tidak menafikan diri saya lagi. Saya menyerah dan mengakui dengan lantang (dalam otak saya) bahwa saya LESBIAN. Perempuan yang mencintai sesama perempuan. Dan ternyata... bumi tidak berhenti berputar. Bintang di atas langit masih tetap bintang yang sama, dan orang gila di dekat rumah saya masih tetap gila. Tapi saya berubah.... Saya berdamai dengan sisi lesbian dalam diri saya.

Setelah itu kata “Lesbian” tidak lagi membuat saya bergidik, menjauh, atau melarikan diri. Bahkan beberapa minggu lalu, entah bagaimana seorang teman (straight) yang berusaha akrab menggunakan istilah “L” untuk bicara dengan saya. “Eh, Lex, beneran ya Jodie Foster itu el?”(*) Sementara tangannya teracung menunjukkan ibu jari dan telunjuk melambangkan huruf “L” dan wajahnya tampak tidak nyaman dengan eufimisme itu, yang saya yakin sebenarnya juga membuat dia merasa risi.

Saya langsung menjawab, “Ya, iyalah doi lesbian, masa ya iya dong? Dia baru putus sama pacarnya tuh.” Teman saya langsung nyengir, “Aje gile, gue mau deh jadi lesbi kalau pacaran sama Jodie Foster.” Halaaahhh... ampun, susahnya punya teman yang gokil! Go to the ocean dehhhh.

@Alex, RahasiaBulan, 2008
(*)Entah kenapa saat kamu sudah out lesbian, teman-temanmu sering bertanya siapa saja orang yang lesbian... Seakan-akan kami jadi memiliki semaca marga kekerabatan yang sama...:p

17 comments:

Anonymous said...

Hehehe, Alex.... =)
Aku jadi senyum2 sendiri baca tulisan kamu ini...
Selain jadi fresh, aku juga lagi berusaha berdamai dengan diri sendiri nih...
Udah setengah jalan koq, tinggal lanjutin sisanya aja....
Thanks, Lex..
Hv a great day....
-Carry-

Anonymous said...

Halo Alex,
Cuma mau nambahin kosa kata si L, Belok, atau Sakit itu dengan kata yang sering gue n patner sebut: kucing kecil dan kucing garong untuk homo :P
Mungkin g termasuk yang mengeluakan kata "lalalala.." setiap mendengar kata Les. Jadi supaya sedikit lucu bin imut kedengerannya, g sebut dengan kucing kecil secara juga g suka banget sama kucing, hehe..
Jadi setiap kali melihat couple yang keknya les, g or patner sering bilang, "tuh, kucing kecil tuh.." :P
-biy-

Anonymous said...

hahaha, boleh deh dicatet, kalo ada yg bisik2 di belakangku sambil meong2 artinya ada yg "mengkodekan" aku sbg "kucing kecil" ya.

Anonymous said...

hahahah, itu lex, yang sentul sama kantil gak di kupas abis?? lucu juga perbendaharaan kata-kata nya...

Anonymous said...

mmm....bwt aku ngeri dngr kata "L" (tuh kan...ngetiknya aj g berani, serasa sidik jariku bakal tinggal di tuts kibor aja....)krn masih takut sm pendapat org lain ttg "L" people.

berdamai dgn hati n pikiran sendiri ttp g segampang itu. mgkn emg blm bs n blm saatnya x y. bahkan partnerku sndr blm bs ngakuin kalo diriny "L" (nah lho? trus dy pacaran sama aku statusnya apa ?!)

mgkn suatu hari nanti aku bs out,loud n proud...mudah2an aj.

Re_va said...

Ehm,klo ak dgr kata L,rdar lngsung jalan..smangat gt..tp klo dh ditanya2 tmen kntor tntang L,gelapan jg..bingung ngejelasin..scr ak jg lg pencarian jti diri,ak L or whatever..btw salam knal yach..

Elize said...

Wuah, tulisan kali ini bikin saya termehek-mehek, eh, terkekek-kekek. Membaca ulang aja, reaksinya masih sama, qkqkqkqkqkqkq....

Hmm, jadi sadar, saya sendiri memang homophobia sejati dech.

Tapi, suatu saat nanti, aku ingin bisa berkata kepada mereka yang menghakimiku, "Ya, saya lesbian. Dan saya bangga karenanya."

Bahkan kepada Tuhan bila hari penghakiman datang, "I'm Your creature, and I'm proud of it." Seperti kata Bette saat ayahnya bertanya kepadanya, (lupa scriptnya gimana, tp kurleb begini) "Saat hari penghakiman datang dan Kitab Kehidupan dibacakan, apa yang akan kamu katakan kepada Tuhan (tentang kelesbianannya)?". Repeat,"I'm Your creature, and I'm proud of it."

Anonymous said...

@anonymous, soal sentul-kantil mesti ada bahasan sendiri tuh, masih dipake ya istilah itu? udah diganti sama istilah B/F/A :p

@millatza, emang gk gampang berdamai dgn diri sendiri. Butuh waktu dan proses, tp spt kata Rhoma Irama, Santai aja...

@re_va, salam kenal juga... :)

@audrey, yah, kata2 Bette itu emang bagus. Aku jg suka bagian itu...

btw, jgn jadi homofobia pada diri sendiri... seumur hidup kamu akan hidup ketakutan pada dirimu sendiri. cieee sok bijak nih :)

Anonymous said...

hahaha lex belum tau anakku punya kamus baru ...

" Ma liat tu "lolipop" arah jam 2!"

Aku suka tulisannya kekekeke muleeeeeeeeeeeeeeeees!

hugs-rainforesto

Tama said...

coming out pada diri sendiri, rasanya sangat melegakan. sejak aku bisa comingout ke diri sendiri, semua tantangan di depan kerasa ringan. yap, aku bangga atas keperempuananku, aku bangga atas kelesbiananku, aku bangga akan diriku. trims buat tulisannya, mengingatkanku akan rasa itu. :) salam hangat, che

Anonymous said...

itu lagu rhoma yg mana yah ? ko g prnh dngr ya?

Anonymous said...

Jujur aku sudah lewat masa berdamai dengan diri sendiri. Aku bisa bilang 'I'm gay' dengan enteng, tapi tetap saja aku nggak bisa suka dengan kata 'lesbian'. Mungkin cuma karena kalau di bahasa jawa kan yg berakhiran -an biasanya penyakit. Kayak 'penyakitan', 'kudisan', 'ketombean', 'cacingan', etc. Tapi se-nggak sukanya aku pada kata 'lesbian', aku lebih nggak suka lagi sama 'belok', 'lines', apalagi 'sakit'... karena bagiku kata2 itu terdengar lebih kasar lagi daripada 'lesbian'. Apa cuma aku yg kerasa begini yah?

Anonymous said...

@anonymous,

Kata akhiran -an tidak selalu berhubungan dengan penyakit kok. Itu karena kamu memilih kata dasar yg "negatif".
Coba kalau memilih kata seperti "harapan", "idaman", "impian", atau "makanan", lbh enak kan?

Kata2 spt belok, lines, sakit, dll, bikin kupingku kaya kesentil...

Anonymous said...

udh brp ratus kali ya baca posting yg ini, ttp aja seru bacanya...
lex i love u.... i do i do i do. mba laxmi, boleh ya? ya ya ya ???

Anonymous said...

Ka alex! (aku bingung deh mo panggil apa.. abis umurku 2 thn lbh tua dr setengah umur kaka),, aku suka blog kaka.. pdhal bru baca 3 hari.. tapi setelah baca2,, aku jd tambah bingung sm diri aku sendiri deh.. boleh minta bantuannya ga, ka??

oia,, salam kenal ya, ka..^_^

-dv-

Anonymous said...

Hi dv,
Salam kenal jg.
Panggil apa aja yg bikin km dan aku nyaman. Kak Alex jg boleh, asal jgn Om, atau Mas Alex. Hiii...

Kalau menurutmu ada yg bisa aku bantu silakan kirim e-mail ke alex58id@yahoo.com

Anonymous said...

hi lex.. lam kenal..
ada kejadian yg bikin gw deg-degkan pas temen kuliah dateng main ke kosan gw niatnya mw pinjem film. uhh, gw lupa misahin film Love of my life.. terlanjur dia liat.. n pas dia ngomong filmnya tentang eL.. jantung gw langsung dag-dig-dug keringet dingin.. uhh.. moga2 dia gak nyadar.. or kalo nyadar gw eL ya diem2 aja..
yah, kadang kl temen gw ada yg maki eL gw jadi sedih.. coz gw gak mungkin bisa cerita hal ini sama mereka kan???

Subscribe