Si bungsu sakit. Dia demam. Tubuhnya begitu lemah dan hanya mau nempel dengan Lakhsmi. Buru-buru saya mengambil termometer. Panasnya 39,5 derajat Celsius. Kami berdua dilanda kepanikan.
“Say, ambil kompres.” Lakhsmi memberi perintah.
Saya menyiapkan kompres sementara si bungsu berada dalam pelukannya. Mungkin karena sakit dan nggak nyaman, si bungsu menolak dikompres. Dia mendorong kain kompres menjauh lalu mulai menangis.
“Duh, gimana nih, Say?” Saya panik, biasa emak-emak mode on.
Lakhsmi masih berusaha mengompres si bungsu yang mengelak kain basah ditempelkan di tubuhnya.
“Gimana nih, Say?” emak-emak mode on makin menjadi-jadi.
Mendadak Lakhsmi menemukan ide brilian abad ini, “Kita bubble bath yuk,” katanya pada si bungsu. Anak yang panas tinggi bisa diturunkan suhunya dengan direndam ke dalam air hangat.
“Nggak mau!” katanya sambil menggeleng keras.
“Yuk, bubble bath di bathtub,” kata saya menambahkan. “Kita berenang.”
Anak itu, masih dengan tatapan sayu, menggeleng penuh semangat.
Lakhsmi menggendong paksa anak itu dan membawanya ke bathtub walaupun dia meronta-ronta. Saya menelanjanginya sementara Lakhsmi mengisi air hangat di bathtub lalu menuangkan sabun ke dalamnya.
Awalnya si bungsu masih protes, tapi melihat busa sabun yang meriah dia malah mulai tertawa-tawa. Justru makin lama dia malah nggak mau keluar dari bathtub. Dasar anak-anak. Besoknya dia bilang begini, "Tante mami, aku mau sakit aja. Biar bisa bubble bath lagi."
@Alex, RahasiaBulan, 2009
PS: Si bungsu sudah sembuh sekarang, thanks atas perhatiannya.
Club Camilan
12 years ago
2 comments:
syukurlah bungsu dah sembuh...:) bisa bubble bath lagi dong tante mami...:)
hmmm nice.. tante mommy bubble bath nya bisa niy jd masukan klo si kecil demam.. :)
Post a Comment