Setiap kali membuka situs yang mereferensi buku-buku lesbian, buku ini selalu masuk tiga urutan teratas, meskipun The Price of Salt adalah buku yang terbit tahun 1953. Patricia Highsmith menerbitkan buku ini dengan menggunakan nama Claire Morgan. Penerbitnya menolak menerbitkan novel ini karena pemaparannya yang jujur dalam tema homoseksual, sehingga Highsmith terpaksa harus mengganti namanya untuk bisa menerbitkan novel ini. Sebelum The Price of Salt, Highsmith dikenal sebagai novelis thriller, dengan bukunya Strangers on a Train, yang sukses secara komersil dan difilmkan oleh Alfred Hitchcock. Atau banyak orang belakangan ini mungkin lebih mengenalnya sebagai Patricia Highsmith yang menulis The Talented Mr. Ripley, dan sudah difilmkan dengan bintang utama Matt Damon.
Pada masa itu tidak banyak penulis yang berani menulis tema homoseksual. Jika ada, biasanya buku-buku itu bersifat erotika atau tokoh-tokoh dalam novel mengalami nasib tragis atau akhir yang sedih. Dan ini jelas berbeda dengan apa yang dilakukan Highsmith dalam The Price of Salt. Oleh penerbitnya, The Price of Salt dianggap akan mencoreng nama Highsmith dan mencapnya sebagai novelis lesbian. Demikian penjelasan dalam afterword yang ditulis Highsmith dalam edisi revisi terbitan tahun 1984.
The Price of Salt bercerita tentang Therese Belivet, seorang (calon) desainer panggung yang terpaksa harus bekerja sebagai SPG department-store menjelang Natal. Dalam kebosanannya saat bekerja, dia bertemu dengan Carol, seorang ibu rumah tangga yang perkawinannya berada di ambang perceraian, yang hendak membeli boneka untuk putrinya.
Therese dan Carol bertemu pada waktu dan tempat yang tepat, dan keduanya pun jatuh cinta. Seandainya cinta selalu berlangsung mudah, tentu kisah mereka tidak akan jadi cerita. Therese memutuskan untuk ikut bersama Carol dalam petualangan bermobil lintas Amerika. Dalam perjalanan itu kita diajak mengikuti perkembangan hubungan cinta antara dua perempuan ini melalui dialog dan deskripsi yang berlangsung lambat namun mengalir lancar. Namun, tanpa mereka ketahui ternyata perjalanan mereka pun diikuti oleh detektif swasta yang dibayar oleh suami Carol. Hingga akhirnya membuat Carol harus memilih antara kekasih dan putrinya.
Highsmith mengambil sudut pandang Therese dalam The Price of Salt, sehingga pembaca bisa merasakan segala gundah gelisah, kebimbangan, dan naik-turun emosi yang dialami Therese sejak sebelum menyadari orientasi seksualnya dan tak tahu apa yang dia inginkan dalam hidup hingga akhirnya dia menyadari apa yang dia mau dan inginkan dalam hidupnya.
Mungkin karena ditulis pada tahun 1953, dalam The Price of Salt tidak satu kali pun disebut kata "lesbian" untuk menggambarkan hubungan mereka. Dan pembaca bisa mendapat bayangan tentang seperti apa homoseksualitas di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Dan sebagaimana suatu mahakarya, meskipun sudah setengah abad lebih berlalu, The Price of Salt masih relevan untuk kita baca saat ini.
gambar dari: www.amazon.com
Club Camilan
12 years ago
0 comments:
Post a Comment