"I was born twice: first, as a baby girl, on a remarkably smogless Detroit day in January of 1960; and then again, as a teenage boy, in an emergency room near Petoskey, Michigan, in August of 1974."
Itulah kalimat pembuka dari novel setebal lebih dari 500 halaman yang pertama kali diterbitkan tahun 2002. Berkisah tentang Calliope Stephanides yang terlahir sebagai perempuan dalam keluarga keturunan Yunani di Amerika yang kemudian menyadari bahwa dirinya berbeda saat usianya 14 tahun. Pada saat itu Calliope yang tidak pernah mengalami menstruasi jatuh cinta pada seorang gadis di sekolahnya.
Tadinya Calliope mengira dirinya lesbian, namun terjadinya kecelakaan membuat Calliope masuk rumah sakit dan di sana terungkap kenyataan bahwa dia terlahir dengan kelamin ganda. Akibat semacam mutasi genetik, sewaktu dilahirkan Calliope tidak memiliki penis, namun memiliki klitoris yang ukurannya lebih besar daripada ukuran wajar. Secara kromosom Calliope adalah laki-laki karena memiliki kromosom X dan Y. Namun karena ketiadaan penis itulah, Calliope dibesarkan sebagai anak perempuan.
Namun Middlesex tidak semata-mata bercerita tentang seorang gadis yang berganti kelamin menjadi laki-laki. Kisahnya jauh lebih kompleks daripada itu. Untuk mengetahui sejarah mutasi genetika Calliope, pembaca dibawa mundur hingga ke tahun 1920-an di Yunani ke desa tempat tinggal kakek-nenek Calliope tinggal dan terpaksa mengungsi ke Amerika saat terjadi perang Yunani – Turki. Kita dibawa mengenal keluarga Stephanides sebagai keluarga imigran keturunan Yunani di Amerika. Kita juga diajak menyaksikan kehidupan sosial-budaya masyarakat Amerika pada tahun 1960-an. Singkat cerita, Middlesex adalah epik tiga generasi keluarga Stephanides asal Yunani dalam kerangka kehidupan di Amerika Serikat yang pada tahun 1960-an dipenuhi isu perang, kerusuhan rasial, dan tampilan kota Detroit yang jadi cikal-bakal industri mobil Amerika.
Ada satu-dua kali saya merasa seperti sedang membaca buku teks pelajaran sejarah ketika membaca novel ini, tapi bukan dalam artian yang buruk dan membosankan. Oya, saya juga ingin mengingatkan bahwa ini BUKAN novel lesbian atau novel tentang transeksual ganti kelamin jadi laki-laki. Kalau cuma topik itu yang ingin dicari, lebih baik lupakan keinginan untuk membaca ini karena Anda hanya akan kecewa. Dari segi cerita, kalau saya mau menjelaskan dengan gampang novel ini mungkin bisa dianggap "gabungan" antara novel Captain Corelli's Mandolin karya Louis de Bernieres dan Time Traveller's Wife karya Audrey Niffenegger. Tapi itu juga tidak sepenuhnya benar. Middlesex adalah novel yang unik dan kaya cerita, hhh, membuat saya jadi teringat Life of Pi-nya Yann Martel.
Middlesex termasuk novel yang ditunggu-tunggu, karena butuh sepuluh tahun bagi Jeffrey Eugenides untuk menerbitkan novel kedua setelah menerbitkan novel pertamanya Virgin Suicides yang mendapat banyak pujian. Virgin Suicides juga diangkat ke layar lebar dengan peran utama Kirsten Dunst dan sutradara Sofia Coppola. Keunikan dan kekayaan cerita yang terentang selama kurang lebih delapan dekade dalam Middlesex membuat novel ini mendapat berbagai penghargaan. Salah satunya bahkan perhargaan tertinggi dalam jagad buku, yaitu Hadiah Pulitzer tahun 2003 untuk karya fiksi.
@Alex, RahasiaBulan, 2007
Club Camilan
12 years ago
0 comments:
Post a Comment