10:22 PM

Dari Editor untuk (calon) Penulis

Posted by Anonymous |

Ini tulisan sahabat saya, yang diposting di blog-nya http://shoegirl.blogs.friendster.com/
Ada beberapa bagian yang saya edit biar nggak kepanjangan... Sori, Sis. :)
Kalau mau baca lengkapnya, silakan klik blog di atas.

Dari Editor untuk Calon Penulis

Ada tumpukan naskah di bawah meja. Naskah para calon penulis yang [tentunya] punya impian bukunya bisa diterbitkan THE publishing house of Indonesia. Sayangnya [sama sekali] tidak banyak yang layak terbit. Apa yang bisa diharapkan dari naskah-naskah malang itu kalau adegan pembuka-bab I-halaman 1-paragraf pertama selalu dimulai dengan

“Kring!” Hah, bunyi apa itu? Astaga, sudah jam tujuh! Duh, aku telat lagi deh!”

atau

Tok tok tok!!! “Shinta! Bangun! Kamu sekolah gak?” “Hah! Mama kenapa gak bangunin Shinta dari tadi? Ini sudah jam tujuh!” Lalu Shinta tergopoh-gopoh ke kamar mandi

Dan keklisean itu msh ditmb bhs SMS ala gw-lo yg disngkt-sngkt n pnh tnda bc…………… sampai berderet-deret banyaknya!!!!!!!!!!

Kalau saja para calon penulis itu tahu: Begitu editor tertentu [*cough* moi] membaca adegan klise seperti di atas---bahkan tak sampai satu paragraf---sang editor yang mahakuasa langsung menumpuknya di meja, menandainya dengan tulisan “TOLAK”, membubuhkan paraf serta tanggal, dan kadang-kadang memberi keterangan “Cerita basi”.

Bisakah Anda para pembaca membayangkan jalan cerita naskah semacam itu? Biasanya, naskah sejenis itu menceritakan kisah hidup sang penulis sendiri. Dan akhirnya pun bisa ditebak: kedua tokoh yang tadinya musuhan akhirnya saling menyatakan cinta dan janji sehidup semati.

Tidak ada yang lebih basi daripada itu.

Marilah, hai, para calon penulis yang budiman. Berpikirlah. Gali bakat dan potensi Anda. Jangan sia-siakan sel-sel kelabu pemberian Tuhan itu. Dan bagi Anda yang sebenarnya tidak memiliki bakat dan potensi, sadarilah keberadaan Anda, dan tuangkanlah kreativitas Anda di bidang-bidang lain.

Jangan buru-buru menyatakan Anda sedang menulis buku hanya karena belakangan muncul penulis-penulis cantik [dan beken] yang karyanya berhasil menjadi best seller. Jangan menganggap ketika novel [basi] itu akhirnya selesai, penerbit-penerbit akan berebut dan menawarkan royalti paling tinggi.

Banyak-banyaklah membaca. Banyak-banyaklah belajar dari karya [bagus] orang lain. Mawas diri---kejar impian Anda bila Anda punya napas cukup panjang, atau lupakan saja bila faktor bakat, kemauan, dan kemampuan itu ternyata sangat terbatas. Bila Anda memang punya tiga faktor tersebut, silakan berkreasi, namun jadilah kreatif. Temukan sesuatu yang baru. Cari angle yang tidak biasa. Be creative.


Please


Oke, kini giliran saya.

Saya mengerti sekali apa yang dirasakan oleh sahabat saya itu. Itu juga yang saya lihat dalam dunia sastra queer Indonesia. Banyak penulis yang memaksa diri mereka menulis novel lesbian atau gay padahal kemampuan mereka pas-pasan, karena mereka gay/lesbian yang cuma kepingin aja nulis novel gay/lesbian. Mereka bangga pada level sebatas bisa menuliskan kisah hidup mereka yang mereka anggap menarik. Atau penulis-penulis yang ingin mencari sensasi supaya terkenal dengan menulis novel-novel gay/lesbian.

Saya orang yang percaya bahwa menjadi penulis adalah keahlian yang membutuhkan bakat, terutama penulis fiksi. Saya tidak percaya pada teori "semua orang bisa jadi penulis". Kau bisa menulis sampai ngos-ngosan, bengek, begadang 40 malam, tanpa bisa menghasilkan karya yang bagus atau layak dibaca oleh editor sahabat saya itu. Ingat, hobi menulis tidak sama dengan BISA menulis.

Menjadi orang yang lucu tidak memberimu bakat untuk menulis karya komedi. Menjadi lesbian tidak memberimu bakat untuk menulis kisah lesbian. Jadi, bagaimana tahu kau punya bakat atau tidak? Kau TAHU. Jujurlah pada dirimu sendiri. Berkacalah pada tulisan pengarang-pengarang hebat. Akan membantu kalau kau hobi membaca buku-buku bagus, sehingga kau punya bandingan betapa karyamu adalah karya tak berjiwa di antara ratusan buku hebat yang pernah terbit.

Diberkahi dengan bakat menulis ibarat memperoleh perpanjangan tangan dewa untuk menggoreskan suatu kisah catatan kehidupan. Jika kau memilikinya, sengaja atau tidak sengaja bakatmu akan mengarahkan langkahmu ke sana. Tanpa berusaha keras pun, kau bisa melakukannya. Jika kau tidak memilikinya, baca lagi paragraf persis di atas ini.

Tulisan ini memang terasa pahit. Sepahit kami harus menolak tumpukan naskah tersebut setiap hari.

@Alex, RahasiaBulan, 2007

4 comments:

Anonymous said...

Aku suka sekali dengan tulisan dan cerita-cerita yang ada di blog ini,,apalagi kalau lakhsmi yang nulis...wuiihh....enak banget ngebacanya,,,serasa dibawa ke alam mimpi yang indah,,,aku sih senyum senyum aja, pengen teriak juga sihh,, tapi takut dikira orang gilaaa :)...kalo dirasakan pasti enak banget deh...pokoke aku merasa berada d dunia lain...hati ku melambung tinggi...

terkadang aku berpikir aku telah jatuh cinta... yupp..fallin love with you, Lakhsmi...Sorry about that Lex...Sumpah!!!!...aku merasa kamu bener-bener seseorang yang sangat baik dan penuh pengertian...cocok banget dijadikan partner...0_~

Congretulation to Alex...

~Cez~

Anonymous said...

Iya betul banget...
Aku suka banget tulisan2 Lakshmi.
Jujur aku sukaaa banget.
Dia pandai banget merangkai kata2 n pikiran aku serasa mengembara seiring aku membaca satu persatu kalimat2nya.
Wahhhh.... Sippplah...
Ngiri juga ma Alex nih.. =p
Tapi aku ikut hepi buat Alex yang bisa dapetin partner sebaik Lakshmi...
Congratssss.... =)

Anonymous said...

Waduh, post ini bisa jadi Lakhsmi fans club deh...:)
Thanks atas komen-komennya. Nanti aku sampaikan pada Lakhsmi :p

Anonymous said...

Coooo Cweet... :)
Makasiy ya teman-teman.
Sebenarnya Alex itu supersweet, superdarling, supersugarhoney-honey. Sayang n perhatiannya buanyaaaak banget buat aku dan anak-anak. Aku sangat beruntung mempunyai Alex di hidupku.

Subscribe