7:02 AM

The Life, Love, and Grief of Annie Leibovitz

Posted by Anonymous |

Annie Leibovitz adalah seorang fotografer Amerika paling ternama di dunia. Begitu banyak selebriti dan orang-orang penting dunia yang pernah difoto oleh Annie Leibovitz. Selain spesialis fotografer selebriti, Annie Leibovitz juga terjun ke lapangan mengambil foto-foto perang di Bosnia dan foto-foto 9/11. Dan ia terkenal dengan persiapan dan ketelitiannya sebelum memotret, bahkan tidak jarang si objek foto harus bersiap selama berjam-jam.

Annie Leibovitz lahir di Waterbury, Connecticut, USA pada tahun 1949, dari enam bersaudara keluarga tentara. Dia mengambil kuliah malam di Fine Arts School of Photography, San Fransisco, padahal mata kuliah utamanya adalah Painting. Tahun 1970, Leibovitz bergabung dengan majalah Rolling Stones yang baru berdiri kala itu, dan menjadi chief photographer di sana pada tahun 1973. Lalu pada tahun 1983, Leibovitz pindah ke Vanity Fair dan semakin melebarkan reputasinya.

Semasa kerjanya di Rolling Stones, Annie Leibovitz menghasilkan foto legendaris John Lennon yang telanjang memeluk Yoko Ono, yang diambil pada pagi hari dua jam sebelum John Lennon tewas ditembak. Foto itu kemudian menjadi sampul majalah Rolling Stones edisi #335, 22 Januari 1981. Beberapa foto terkenal, seperti Demi Moore telanjang dalam keadaan hamil, Whoopi Goldberg dalam bak penuh susu, dan penampilan media pertama Suri Cruise, adalah hasil buah tangannya.

Dalam kehidupan pribadi, sebagaimana orang-orang yang bekerja di belakang lensa, Leibovitz lebih nyaman memotret kehidupan orang lain, daripada harus mengungkapkan kehidupan pribadinya. Barulah setelah kematian Susan Sontag, penulis terkenal Amerika yang meninggal pada usia 71 tahun tanggal 28 Desember 2004 akibat penyakit kanker, terungkap hubungan istimewa antara Leibovitz dan Sontag.

Setelah kematian Sontag, Newsweek menerbitkan artikel tentang Leibovitz yang menyatakan, "Mereka bertemu pertama kali pada akhir tahun 1980, ketika [Leibovitz] memotret Sontag untuk foto di sampul bukunya. Mereka tidak pernah tinggal bersama, tapi mereka tinggal di apartemen yang berhadapan. Keduanya menjalin hubungan sekitar 16 tahun, dan tidak pernah mengungkapkan hubungan mereka ke publik.” Bagi Leibovitz, Sontag adalah mentor, soulmate, dan the love of her life. Bersama Sontag, Leibovitz melanglang buana ke berbagai penjuru dunia untuk memotret. Walaupun dikenal sebagai biseksual, Sontag amat sangat menjadi privasi kehidupan pribadinya.

Ketika Sontag didiagnosis menderita kanker pada tahun 1998, Leibovitz memutuskan untuk cuti selama beberapa bulan agar bisa menemani Sontag dan kala itu Sontag berhasil sembuh dari kanker. Pada bulan-bulan menjelang kematian Sontag tahun 2004, Leibovitz benar-benar berhenti memotret. “Aku tidak ingin berada di sana sebagai fotografer,” katanya dalam wawancara dengan NY Times. “Aku hanya ingin di sana bersamanya. Pada saat-saat terakhir, aku memaksa diriku memotret beberapa foto. Aku tahu dia mungkin sedang sekarat."

Kematian Sontag mendorong Leibovitz untuk membuat photographic memoir, berjudul A Photographer's Life: 1990-2005. "Buku ini merupakan hasil dari kesedihan," kata Leibovitz, dalam wawancaranya dengan Edward Guthmann, dari San Fransisco Chronicle. Dan [buku ini] tak akan pernah dibuat, jika dia tidak bertemu dengan Sontag pada tahun 1988, jatuh cinta padanya dan menjawab tantangan Sontag. "Kau bagus," Sontag memberitahu Leibovitz, "tapi kau bisa lebih baik lagi." Pendapat Sontag jelas penting bagi Leibovitz, karena selain sebagai penulis, Sontag juga kritikus foto.

Annie Leibovitz, photographed by Susan Sontag

Buku foto tersebut selain membuat foto-foto selebriti, juga memuat foto-foto keluarga dan foto Sontag dalam keadaan sekarat serta foto sehari setelah kematiannya. Ada pula foto Leibovitz dalam keadaan telanjang dan hamil yang diambil oleh Sontag, satu hari sebelum operasi Caesar. Dalam kata pengantar buku tersebut, Leibovitz berbicara tentang hubungan romantis/intelektualnya dengan Sontag, dan menggambarkan buku ini sebagai proses dukacita akibat kematian Sontag serta kematian ayahnya yang meninggal enam minggu setelah Sontag.

Annie Leibovitz memang bukan perempuan biasa. Pada usia 52 tahun, dia melahirkan putrinya Sarah, sebagai single mother melalui inseminasi buatan, tidak lama setelah peristiwa 9/11. Kemudian pada Mei 2005, beberapa bulan setelah kematian Sontag, dua putri kembarnya lahir dari rahim pinjaman. Dia menamai putrinya Susan dan Samuelle, seperti nama ayahnya.

Dalam wawancara radio dengan Tom Ashbrook di NPR, On Point, Leibovitz jelas-jelas mengakui hubungan romantisnya dengan Sontag sebagai hubungan intim yang sangat dekat. Leibovitz mengatakan kata yang tepat untuk menggambarkan hubungannya dengan Sontag adalah hubungan “kekasih”. Leibovitz juga mengulang pernyataannya pada San Francisco Chronicle: "Sebut kami kekasih. Aku menyukai kata ‘kekasih’. Kau tahu, ‘kekasih’ terdengar romantis. Maksudku, aku ingin jelas sejelas-jelasnya. Aku mencintai Susan.”

Leibovitz juga menjelaskan tentang hidupnya melalui deretan foto-foto dalam buku A Photographer's Life: 1990-2005, “Bersama Susan aku punya kisah cinta,” katanya. “Bersama orangtuaku, adalah hubungan seumur hidup. Dan bersama anak-anakku adalah masa depan. Aku hanya berusaha menciptakan karya yang jujur yang berisi semua hal tersebut di dalamnya.”

Sumber:
www.newsweek.com
http://www.sfgate.com
www.nytimes.com

Untuk mendengar wawancaranya Annie Leibovitz dengan Tom Ashbrook: klik: http://www.onpointradio.org/shows/2006/10/20061017_b_main.asp

@Alex, RahasiaBulan, 2007

0 comments:

Subscribe