Spider Lilies menjadi film yang jadi topik hangat di Asia beberapa bulan terakhir ini ini karena dianggap sebagai film lesbian pertama dari Taiwan, apalagi diperankan oleh gadis-gadis cantik yang ngetop. Filmnya diputar di Singapura, tapi dipasang dengan rating R-21, hanya karena film ini mengandung unsur homoseksual padahal adegan panasnya bisa dibilang mild dan minim. Kemungkinan besar film ini juga dilarang edar di Cina dan Malaysia. Spider Lilies disutradarai oleh Zero Chou, sutradara asal Taiwan yang kerap membuat film bertema homoseksual, yang membuat dasar kisah ini dari gempa bumi besar yang terjadi di Taiwan tahun 1999.
Film ini dalam bahasa mandarin Ci-Qing berarti tato. Rainie berperan sebagai Jade si gadis webcam, yang menjual kemolekan dirinya di internet, sementara Isabella berperan sebagai Takeko, seniman tato yang menyimpan rahasia kelam tato di lengannya. Mereka bertemu di tempat tato Takeko ketika Jade ingin dibuatkan tato spider-lily seperti milik Takeko. Takeko menolak menato Jade, namun Jade tidak kunjung menyerah. Takeko yang menutup diri dari cinta perlahan-lahan luluh ketika makin lama dirinya juga "tersentuh" oleh "kekeraskepalaan" Jade.
Perlahan-lahan hubungan masa lalu dan rahasia demi rahasia antara mereka tersingkap melalui cerita yang mengambil alur antara masa kini dan flashback. Editing film ini patut dipuji karena mampu menjahit kisah masa lalu dengan masa kini dan menyelipkan potongan-potongan informasi dengan amat baik. Dalam Berlin Film Festival 2007, Spider Lilies memperoleh penghargaan Teddy award untuk Best Feature.
Rainie Yang dan Isabella Leong ketika di Berlin untuk Film Festival; gambar dari: www.rainie-yang.blogspot.com
Ternyata Jade dan Takeko adalah dua perempuan dengan masa lalu kelam yang saling berkaitan. Yang satu mencari cinta, satunya lagi menjauhi cinta. Keduanya sudah saling mengenal 8 tahun lalu ketika Jade masih berusia 9 tahun dan “jatuh cinta” pada Takeko yang saat itu sudah berusia belasan. Namun ketika tragedi menimpa Takeko akibat peristiwa gempa bumi yang membuat adiknya kehilangan ingatan, Takeko merasa bertanggung jawab terhadap sang adik dan membuat dirinya tidak pantas memperoleh kebahagiaan. Karena bagi Takeko, kebahagiaan untuk dirinya berarti akan ada kemungkinan buruk.
Sehabis menonton film ini, saya tidak bisa bilang bahwa saya menyukai film ini, tapi saya juga tidak bisa bilang saya tidak menyukainya. Buat yang tidak suka cerita film yang perlu “mikir”, pastilah bakal bete menontonnya. Atau pas di ending, akan langsung berkomentar, “Maksudnya film ini apa sih?”
Isabella tampak terlalu muda untuk berperan sebagai Takeko, sehingga jadi berkesan "maksa". Di mata saya akting Rainie dan Isabella kurang menggigit (saya lebih suka dia di Bug Me Not). Untungnya chemistry di antara mereka lumayan klop sehingga saya tetap bisa bertahan hingga akhir. Dan satu lagi alasan saya tidak merasa rugi menontonnya, "sudahkah saya bilang betapa cantiknya kedua pemeran utama film ini?" Slurfffff....
@Alex, RahasiaBulan, 2007
11 comments:
dear alex, salam kenal ya.
oh please, jangan bilang kalimat seperti itu "dan isabella yang seharusnya menjadi sosok butch, ...". Berarti kamu care banget dong sama pelabelan semacem itu, padahal di blog terdahulu (atau terbaru ya?lupa!) kamu nggak ingin para heteroes berpikir hal serupa.Selain itu, mungkin itu interpretasi si Isabella tentang perannya. Yah, sebagai lesbian sering juga kan kita liat teman-teman atau kita sendiri "code-switching". Love to see yer blog,baby!
hi, salam kenal jg... kok nggak ngasih nama sih?
Aku tau kok komenku "tidak benar" secara politis... makanya pas aku crossposting di www.sepocikopi.blospot.com, bagian itu udah aku hapus....
Dear Alex,
aku mo ngadu nih. Tadi malem aku liat film Jepang b'judul Shinku alias the deep red. Kovernya sih "mengundang", persis gerimis(!), tapi ternyata aku cuma "dikasih" dua gadis saling mencium..oh! kayaknya bukan berciuman, hanya menempelkan bibir...
Hai, nonton Love My Life aja... nggak ketipu deh :)
Dear Alex,
thx ya uds nuls tens love my life, jadi bisa nyekip, eh, me + skip maksudnya film yang nggak perlu, buang-buang waktu :D
oia suka milla jovovich ga? rasanya ga sabar liat resident evil yg baru tapi secara kebetulan saya nemu dia berperan rada lesbi di .45. Bah!
resident evil? emang udah dalam pantauan utk ditonton. tunggu aja reviewnya di blog. aku udah punya planning utk nulis ttg jagoan2 itu
dear alex,
more japanesse, another horror (guess..). judulnya Tomie: forbidden fruit. do i look silly like those high schoolers?
Nope, you're not silly for liking those high schoolers. There's something about their uniforms :))
hi Alex...spertinya banyak review pelm bertema lez, gimana kalo bikin top 10 pelm lez versi Alex...akan saya nantikan...keep up your good work
hi,alex...
slm knl yach...
btw,gw m mnta tlg..
gw p'nasaran dgn ama film SPIDER LILIES...
bisa gak lu bantu gw...
dmn gw bisa beli tuh film???
slx,gw dah cri tpi blm ketemu...
thaks...
Endingnya maksudnya gimana ya lex, Secara udah 5x nonton,tetep gak ngerti..mana gak ada subtitlenya lg..
Emang filmnya yg rumit apa akunya yg bego..
Post a Comment