11:25 AM

Film: Affinity: Misteri dalam Balutan Kisah Lesbian

Posted by Anonymous |

Affinity adalah film buatan tahun 2008 yang diangkat dari novel tahun 1999 karya Sarah Waters. Dengan genre Historical Fiction, Sarah Waters telah mencatatkan namanya sebagai novelis lesbian yang memiliki spesialisasi khusus tema lesbian berlatar belakang sejarah.
Novelnya sendiri memenangkan menjadi nomine Lambda Literary Award pada tahun 2000 serta beberapa penghargaan bergengsi lainnya. Dan Sarah Waters memperoleh penghargaan Sunday Times Young Writer Award berkat novelnya ini.

Novelnya diangkat ke layar lebar dengan penulis skenario Andrew Davies, yang menjadi co-writer skenario film Bridget Jones Diary dan Pride and Prejudice versi BBC. Film Affinity ditayangkan pertama kali pada tanggal 19 Juni 2008 pada malam pembukaan Frameline, San Fransisco International LGBT Film Festival di Castro Theatre.

Affinity bersetting pada tahun 1870-an di Inggris pada era Victoria, ketika perempuan masih mengenakan gaun 'sarang burung'. Tokoh utamanya adalah Margaret Prior (Anna Madeley) perempuan yang dianggap perawan tua (padahal sesungguhnya dia lesbian) dan depresi karena kematian ayahnya dan pernah mencoba bunuh diri, ditambah lagi dengan ibunya yang otoriter. Margaret menemukan setitik kebahagiaan ketika menjadi "Lady Visitor" alias semacam pembimbing bagi napi-napi perempuan di penjara.

Di penjara dia bertemu dengan Selina Dawes (Zoe Tapper), yang saat pertama kali dilihat Margaret sedang menggenggam setangkai bunga. Hal itu mengusik rasa ingin tahu Margaret, karena bunga adalah benda yang nyaris tak mungkin bisa ditemukan di penjara. Selina mengaku dirinya adalah medium arwah. Ia juga mengaku bahwa ada arwah jahat yang menjadi pelaku kejahatan yang didakwakan padanya.

Margaret pun jadi terobsesi pada Selina dan jatuh cinta pada sang napi. Ia rela melakukan apa saja demi Selina apalagi saat Selina menyatakan bahwa mereka adalah dua jiwa yang terpisah dan mereka ditakdirkan untuk bersama.

Dibanding dua film dari karya Sarah Waters sebelumnya, Tipping the Velvet dan Fingersmith, yang dibuat miniseri sepanjang 3 jam oleh BBC, Affinity adalah film singkat sepanjang 90 menit sehingga meninggalkan kesan kurang panjang. Film ini juga tidak menunjukkan adegan-adegan percintaan sesama perempuan seperti Tipping the Velvet dan Fingersmith. Yang ada hanya ciuman-ciuman singkat dan halus. Unsur yang mengganggu dalam film ini adalah permainan kamera close-up ala sinetron Punjabi. Seakan ada latar belakang musik, 'jreng-jreng', setiap kali si tokoh menunjukkan keterkejutan atau kepanikan. Namun semua itu tidak mengurangi kenikmatan menonton film ini.

Affinity lebih berpusat pada kisah misteri dibanding kisah cinta antara Margaret dan Selina. Misteri yang akan terungkap pada akhir film, dan akan jadi spoiler jika saya tulis semua di sini. Film ini bisa saja dibuat dengan tokoh hetero, misalnya. Ketegangan dan misterinya akan tetap sama. Tapi unsur lesbiannya membuat film ini memiliki twist yang sedikit lebih rumit. Dan dalam Affinity, kisah misteri ini kebetulan terjadi pada dua perempuan lesbian.

Sekali lagi acungan jempol untuk Sarah Waters. Kemampuannya membuat twist cerita dalam novel-novel lesbiannya belum ada lawan sampai sejauh ini. Saya rasa itulah yang membuat novel-novel Sarah Waters selalu jadi tontonan menarik saat diangkat ke layar TV atau layar lebar. Sebagaimana dua film yang diangkat dari novel Sarah Waters sebelumnya, Affinity adalah film yang layak ditonton.

@Alex, RahasiaBulan, 2008

0 comments:

Subscribe