5:16 PM

Maaf

Posted by Anonymous |

Dear Serena.
My world is falling apart and you're the only one who would understand. My father left my mother for a 31 year-old model. A male model. I feel like screaming because I don't have anyone to talk to. You're gone, my dad's gone, Nate's acting weird... where are you? Why don't you call? Why did you leave without saying goodbye? You're supposed to be my best friend. I miss you so much.
Love, Blair.


Itu adalah kutipan surat yang dibacakan oleh Blair Waldrof untuk Serena Van Der Woodsen dalam serial Gossip Girl. Saya suka sekali adegan ini. Adegan ini terjadi ketika Blair dan Serena saling marah dan membenci karena Blair mendapati Serena tidur dengan Nate, kekasih Blair. Kemudian Serena pergi meninggalkan Blair begitu saja karena takut Blair mengetahui kegiatan "makan temannya" ini. Blair membalas Serena sampai-sampai dia nyaris menghancurkan reputasi Serena.

Sulit sekali bagi kita untuk bisa memberi maaf kepada orang yang sudah menyakiti kita. Serena menyakiti Blair sedemikan rupa dengan tidur dengan Nate. Saya tahu sekali bagaimana sakitnya perasaan itu, ketika sahabat baik "tanpa sengaja dan tanpa rencana" tidur dengan partner. Oh, please... jangan hina kecerdasan saya dengan bilang begitu. Kalau, ups kakimu terkilir, itu sih bisa "tanpa sengaja." Atau ups, tangan saya melayang menampar mukamu, itu masih bisa "tanpa rencana."

Saya marah sekali saat itu. Marah yang tak terkira. Tidak pernah saya duga bahwa sahabat saya yang juga mantan saya bisa-bisanya makan teman sendiri dengan mendekati partner di saat kami sedang rawan. Kalau ada alu di samping saya saat itu dan dia ada di hadapan saya, sudah pasti saya hantam kepalanya. Belum sampai setahun lalu, saya maki dia habis-habisan sampai dia gelagapan.

Kemudian dia minta maaf dan partner juga berjanji akan meninggalkannya.

Beberapa minggu setelah itu, saya masih sering cemburu dan curigaan. Secara kantornya dekat dengan wilayah jajahan partner. Dan mereka masih sering chatting tiap hari... grrh...

Sahabat saya itu mengirim SMS, yang isinya permintaan maaf. Sulit bagi saya untuk memaafkannya hingga saya tersadar bahwa bagaimanapun dia berusaha membayar dosanya dengan meminta maaf. Menurut saya, dosa justru adalah saat kau tahu kau sudah berbuat salah dengan mengacak-ngacak hidup orang lain dan kau berlagak bodoh melihat luka yang kautimbulkan.

Saya pun belajar memaafkan dia. Karena dia tidak berlagak bodoh dan menyadari betapa terlukanya saya saat dia menginjak-nginjak hidup saya. Dia meminta maaf dengan tulus. Dan tidak ada yang bisa saya lakukan selain memberinya maaf secara tulus.

Menonton adegan Serena dan Blair, saya jadi teringat pada kisah maaf-memaafkan itu. Tapi permintaan maaf tidak selesai sampai di sana. Maaf berarti penyesalan yang mendalam. Penyesalan yang harus menimbulkan tekad bahwa kau tidak akan mengulangi kesalahan yang sama pada sahabatmu. Karena tanpa penyesalan dan janji sepenuh hati bahwa kau takkan mengulanginya lagi, maafmu akan mentah lagi dan jadi tambahan dosa untukmu. Itulah yang membuat saya dan dia bisa bersahabat lagi.

Jelas saya tidak bisa memaafkan orang yang berlagak bodoh padahal tahu bahwa dia sudah melakukan kesalahan dan berlindung di balik segala omong kosong soal cinta dan mengaku akan setia sampai mati hanya “menunggu” seseorang yang dicintai selamanya. Bagi saya itu menunjukkan kedewasaan dan kematangan diri. Ada orang yang terlalu takut dan pengecut untuk minta maaf dan lebih menikmati masturbasi cintanya sendiri. Atau yang lebih buruk lagi, dia tidak pernah merasa perlu minta maaf, karena dia tidak merasa salah. Karena "cinta" tak pernah salah. Dia tidak peduli betapa sakitnya luka yang dia timbulkan, dan mencari pembenaran dengan alasan-alasan sok romantis. Bagi saya dia seperti manusia berjiwa bobrok dan tak layak dicintai. Manusia-manusia rendah yang serajin apa pun ibadahnya takkan bisa membayar dosanya yang satu ini.

Blair kemudian melanjutkan hubungan dengan Nate. Serena menjalin hubungan dengan Dan. Hidup mereka berlanjut, Blair dan Serena tetap jadi BFF (Best Friends Forever). Paling tidak sahabat saya itu cukup jantan untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf, serta menunjukkan penyesalan yang sungguh-sungguh. Di mata saya, kesadaran itulah yang menghapus dosanya. Dan kini kami bisa melanjutkan hidup kami dengan baik.

@Alex, RahasiaBulan, 2008


14 comments:

Anonymous said...

Dear alex,

ujian terberat adalah apakah kamu mau memaafkan walau tidak ada kata maaf sedikitpun dari sahabatmu itu?

Gw pernah di posisi itu, difitnah oleh sahabat sendiri. 2 tahun dia ga brani menghubungi gw dan meminta maaf. Dan 2 tahun pula aku menyimpan rasa amarah yang besar padanya. Pada saat gw dijamah oleh Yesus, dengan perlahan-lahan kasih Yesus menyanggupkan gw untuk memberi maaf. Bukan hanya memberi maaf, tapi juga melupakan kejadian tsb. Akhirnya gw yang pertama kali menghubungi sahabat gw itu dan dia pun menangis karena ga menyangka bahwa gw akan mencarinya kembali.

But well done Alex, gw salut ama kamu, karena memberi maaf itu ga segampang membalikkan telapak tangan.

Anonymous said...

ujian lebih berat dr yg terberat adalah apakah kamu mau memaafkan walau tidak ada permintaan maaf sedikit pun dari kekasihmu?

kekasih yang berkali2 melanggar janjinya...

Anonymous said...

Dear Blair, my beloved friend,

Kita masih bersahabat kan..? Pada akhirnya, aku nggak sanggup menahan rasa kesepianku kehilangan teman curhatku yang setia.
Aku mengagumi kebesaran jiwamu..

From Serena..

Anonymous said...

Dear Serena,

Tentu saja kita masih bersahabat... Kutunggu kamu di ruang chatting dengan segala curhatmu, kujemput kamu bersama partner di pagi hari saat kamu masih bau bantal lalu kita makan bakmi entah di mana... dan telingaku selalu tersedia buat mendengar cerita kamu.

Love, Blair

Anonymous said...

dear Alex,

maaf tanpa syarat adalah tulus.
maaf dengan syarat adalah kesombongan.


@Aku

Anonymous said...

Saat kita membebaskan sebuah kesalahan atau kehilafan seseorang dari hati kita dengan sepotong kata "maaf", sebenarnya kita telah menghemat energi dan kesehatan lahir bathin sebesar yang kita dapatkan lewat puasa dan dzikir...

Memaafkan itu perbuatan yang unik, terasa berat kalau diberat2kan, akan ringan kalau diringan2kan...yang pasti memaafkan itu MULIA dan INDAH..!

Anonymous said...

Sorry...

~Ces~

Anonymous said...

@Aku, terima kasih udah diingatkan.

@Affy, setuju banget denganmu... Selamat menunaikan ibadah puasa ya.

@Ces, sesungguhnya aku sudah memaafkanmu setiap kali aku mengulurkan tanganku kepadamu. Maaf juga ya kalau aku sering marah.
Selamat menunaikan ibadah puasa juga...

Dewa said...

Maaf, dah dari dulu bolak balik mampir tapi baru kali ini ikutan parkir. (*segen euy! kalo nyampah di dapurnya teacha II. Topik yg dibahasnya serius mulu, seh...)

Damai selalu,
Jupie

Anonymous said...

dear alex

salut ma kamu
fogive and forget

Anonymous said...

@Jupie, ke mane aje? Besok2 bahas yg lutu2 deh, biar km sering parkir.

@De_ni, aku memaafkan tp tidak melupakan... diingat bukan buat diungkit, tp biar jd pelajaran... biayanya udah mahal banget jd kalo sampe lupa pelajarannya, wahhhh... :)

Anonymous said...

ha..ha..
Lex...
Apa yang kamu bilang itu bener banget. DIINGAT BUKAN DIUNGKIT....

Bisa membangun hubungan persahabatan kembali dengan Serena, menunggunya di ruang chatting dengan segala curhatnya, menjemputnya bersama partner di pagi hari saat dia masih bau bantal lalu makan bakmi dan menyediakan telingamu untuk selalu tersedia buat mendengar ceritanya. Semua bagiku adalah bentuk pengampunan yang sesungguhnya.

Banyak orang mengampuni tapi nggak bisa dan nggak mau membangun hubungan mesra kembali dengan orang yang diampuninya. Mereka belum sungguh-sungguh mengampuni karena selalu mengungkit-ungkit kesalahan dengan memenjarakan diri dalam sakit hati.

setuju gak Lex???

Anonymous said...

setubuh, de_ni!!!
eh, setuju! :)

NEZT said...

Dear alex..

Sampai saat ini aq msh g bisa memaafkn dy, dy yg udah mengkhianati 5 thn hub. Qt krn dy mnemukan "camilan"
aq mmilih mundur dn mngorbankan semua perasaanQ..
dan smp saat ini aq msh blm bs memaafknny msh terlalu berat utkQ..

Subscribe