10:04 PM

Weekend Ala Mami-Mami

Posted by Anonymous |

Seorang sahabat bilang bahwa melihat ibu muda dengan anaknya tuh sexy dan rasanya gimana gitu. Yeah, right. Iya, maksud saya, iya benar banget. Itu kalau kamu single dan memandang si ibu dari kacamata lesbian single kamu. Sesuatu yang tampak berbeda dari kebanyakan akan jadi unik dan memukau. (Yeah, makanya bapak-bapak beristri yang selingkuh kan kebanyakan milih gadis muda, secara istrinya udah jadi emak-emak di rumah :p)

Saya harus menarik diri saya mundur, jauuuuuh ke belakang untuk mengingat keseksian seorang Lakhsmi sebagai mami sexy dari kacamata seorang lesbian single. Sesungguhnya aya sudah tidak bisa lagi melihatnya dari kacamata lesbian single karena kami sudah jadi tim. Tim mami-mami siaga.

Oya, kadang-kadang waktu dan kebersamaan membuat kita lupa. Lupa bahwa kita punya istri sexy di rumah. Dan kita sering menyepelekan hal-hal kecil yang kita alami setiap hari. Belum lagi kebersamaan terus-menerus membuat kami kadang-kadang lupa bahwa kami masih pacaran dan akibatnya kami jadi menunda kemesraan dengan alasan, "ah nanti malam juga ketemu, besok juga masih bisa." Mau gunting kuku aja, sering kali kami berpikir, ah, besok aja deh, ntar malam... akhirnya tuh kuku nggak digunting-gunting sampai menyakitkan, hahahaha :)).

Oke, balik ke cerita seksinya mami-mami ini. Saya mau cerita seperti apa akhir pekan kami. Acara akhir pekan yang selalu berlangsung romantis, seru, dan tak ada duanya.

Sabtu pagi menjelang siang dimulai dengan Lakhsmi yang menerjang masuk ke kamar tidur, :p. Kami berakrobat dalam kegiatan bergegas dalam ketergesaan dan terburu dalam waktu. Masih kepingin baring-baring di ranjang, Lakhsmi sudah mengeluarkan daftar belanjaannya. "Cay, jangan leha-leha, buruan kita mesti ke supermarket lalu makan siang. Belanja bulanan nih."

Hhhhh.... (Aku nggak komplain kok, Cay, reaksiku kan emang gini, huehehe).

"Makan siang dulu atau supermarket, Cay?"
"Makan dulu deh, lapar."

Di supermarket. Beli ini beli itu. Sapu. Sabun. Tisu. Pembersih lantai. Indomi. Susu. Daging. Bumbu dapur. Sayur. Ada lagi yang perlu dibeli? Oya, telur. Jangan lupa telur, sabun cuci, dan lada.

Aduh, boro-boro hang out di mal, ketemu teman-teman sambil ngobrol nggak jelas atau gaul gitu deh. Kadang-kadang acara cuci mobil bersama anak-anak pun jadi sarana hiburan "murah" dan "efisien". Ibaratnya mobil bersih, anak pun senang.

Pulang ke rumah langsung beres-beres. Capeknya.

"Refleksi yuk, Cay."
"Yuk."

Bergerak lagi menuju tempat refleksi langganan. Lumayan bisa tidur barang setengah jam di sana.

Ngantuk.Ngantuk.Ngantuk.

Anak nangis rebutan mainan. Teriakan ala mami-mami. Aku nggak doyan ini, ceprot makanannya dimuntahin ke tangan si tante tercinta. Jeduk! Aw! Kepeleset jatuh kepala benjol nangis lagi deh. Gendong-gendong manja sambil dikasih obat. Mulai lagi berteriak siapa yang berhak memegang remote TV. Aku mau nonton ini. Aku mau itu. Haiyaaaah. Teriakan-teriakan ala mami-mami lagi. Tanteeeeee Mamiiiiiii....!

Oke, STOP! Waktunya bobo!

"Cay, anak-anak kok bau ya?" Berdua kami menciumi anak-anak, saat mereka sedang bersiap-siap bobo.

Nah lo???

"Iya nih. Kok dua-duanya bau ya? Pasti gara-gara makan tadi deh, belepotan ke mana-mana."
"Mandiin aja yuk."

Jadilah sebelum tidur anak-anak dimandikan dulu. Semprot-semprotan. Sabun-sabunan. Cekikikan. "Hihihi, baju tante basah... hihihi."

Ampun deh. Hehehe. Akhirnya bisa berbaring meluruskan tubuh tengkurap ala Superman terbang selama setengah menit ketika anak-anak dilimpahkan sejenak ke maminya untuk memakai baju tidur.

"Cay, kamu seksi deh sama anak-anak," kataku tanpa pikir panjang saat melihatnya sedang memakaikan pakaian ke si bungsu.
"Hah? Maksud?" tanya Lakhsmi sambil nyengir.
"Hehehe, tiba-tiba teringat perkataan seseorang. Katanya mami-mami itu seksi."
Lakhsmi tersenyum manis, dan sok tersipu-sipu gitu deh. "Masa sih?"
"Kamu nanya gitu biar kupuji-puji, kan?"
"Hahaha..."
"Tapi, kucay, kamu tuh emang sexy banget. Apalagi kamu sekarang berotot, wow deh. Kamu tahu kan betapa aku suka yang berotot gitu..."
"Hihihi..."

Mendadak tatapan mesra kami terpotong oleh teriakan anak-anak yang berebut boneka. Halah. :p
"Cay," panggil Lakhsmi, "milih ini atau hang out di Starbucks sama teman-teman single?"
"Perlu nanya ya? Starbucks dong, huahaha...," jawab saya iseng.
Sebelum Lakhsmi sempat menjerit dan melempar bantal, saya buru-buru menyergah, "Bercanda, Cay, kamu baca blog rahasiabulan sana... Itu udah jadi kuil pemujaan buat kamu dan anak-anak, hehehe."

@Alex, RahasiaBulan, 2008



10 comments:

Anonymous said...

Babe, aku ketawa gila-gilaan ampe guling2 baca tulisan ini. Lucu banget deh kalau ditulisin! Kalau dialami, rasanya bisa gila di tengah badai ngurusin anak2. Kok zaman dulu emak2 sanggup ya punya tujuh anak. Dua aja udah pusing tujuh keliling. Nggak mau lagi deh. Pabrik udah TUTUP.

Tapi mending ama kamu. Setidaknya aku nggak sendirian ngurus anak. Dan anak-anak punya dua mami. Itu yang paling beruntung bagiku dan anak-anak memilikimu.

Anak-anak cinta kamu, sayang. Setengah mati. Ingat bagaimana mereka selalu nyuruh kamu nelpon? Nyatroni kamu pergi ke mana kalau pamit ama mereka? Teriak-teriak nyari kamu kalau kamu nggak ada di rumah?

Aku rasa, yang cinta kamu bukan cuma aku. Cinta anak-anak lebih gede kepada kamu :)

Anonymous said...

Iya, jangan lupa beli telor ya, Mommy.. Aku gak mao mamam kalo gada telor :p

Anonymous said...

@lakhsmi cayang, kalo mikirin kamu dan anak2 tuh nggak ada habis2nya. Cay, mungkin baiknya kita punya tujuh anak. Biar anak2 yg udah gede bisa ngurus adiknya dan kita bisa leha2 pacaran, hahaha.
Aku jg beruntung punya kamu dan anak2. Aku cinta kamu dan mereka. Banget...

@picank, suka mamam telor ya? nanti bisulan lho kalo kebanyakan :p

Anggra said...

Ceritanya seru banget, berhasil membuatku jadi membayangkan kesibukkan kalian.

Lex, semoga kebahagiaan kalian bisa berlanjut terus ampe nenek2.

Anonymous said...

@anggra, amin.
Emang seru. Kadang2 bisa berbaring semenit aja rasanya enaaaaaaaaak banget.

De Ni said...

Nggak tahu kenapa, kalau Alex dah cerita soal ci Lakh dan anak2, aku tuh senang banget bacanya ampe nusuk ke hati
Padahal aku dan Mel belum punya anak, padahal aku dan Mel dah setengah gila dititipin kenponakan walau cuma seharian doang.
Tapi nggak tahu kenapa kalau kamu yang nulis soal anak-anak dan ci Lakh aku ngerasa bahagia banget membayangkan kehidupan cici2ku penuh makna dan bahagia. SEMANGAT!!!

Anonymous said...

dua butir telur rebus telah siap dimeja makan
mommy tadi yang merebusnya
bersama fajar merekah dibalik bunga

burung-burung gereja yang terbiasa hidup cara kota
jam tujuh baru bangun
lalu berloncatan didalam kebun

telur dan burung masih dekat hubungannya
bunga dan kebun masih erat hubungannya
tapi mommy dan dua butir telur di meja makan
sederhana saja penghubungnya
yaitu CINTA pada anaknya yang hendak berangkat sekolah


*aku suka telur rebus :p

Anonymous said...

aku kangen rumaaaaaaaaaaah kangen anakku kangennnn kangen kangen
dear lax lex.. tulisan ini mewakili perasaanku...rugi manusia yang tidak menikmati kebersamaan dengan anak-anak mereka rugiiiii rugiiii

hutanhujan

Anonymous said...

Lexx.. aku jadi kapok neeh ketemuan ato ngajak kamu lagi, rasa berdosa gituuu.. :(

Anonymous said...

@de ni, kamu dan mel juga pasangan favorit kami :)

@picank, aku suka juga telur sampai kadang2 jadi bisulan

@ujan, ngertiiii banget perasaanmu... bener! rugi!!! rugiiii!!!

@sinyo, huehehe, jgn gitu ah, kalo ketemuan sama kamu, kan kita ketemuan ala bapak2 =))

Subscribe