1:00 AM

Family Potrait

Posted by Anonymous |

Sewaktu menghadiri resepsi pernikahan sahabat, dan melihat foto-foto pre-wedding mereka di pintu masuk, saya iseng bilang ke Lakhsmi, “Say, kita juga bikin foto pre-wed yuk.” Lakhsmi mendelik memandang saya, “Mahal tau!” Huehehe...

Minggu lalu keisengan itu muncul di benak Lakhsmi. “Sayang, kita bikin foto keluarga yuk, berempat sama anak-anak di foto studio. Nanti kita sekalian foto-foto berdua. Kebetulan aku dapat voucher nih.” Saya pun langsung bersemangat menyambut ide itu. Iseng plus iseng jadinya kan serius.

Supaya nggak kena ramai dan kebetulan anak-anak liburan sekolah, jadilah kami berdua cuti pada hari kerja. Maksudnya biar bisa dua maminya sekalian pacaran habis foto-foto gitu. Sehari sebelum foto, kami sudah memilih kostum untuk dipakai pada foto keluarga ini. Merah, jadi warna pilihan. Bunga-bunga jadi motifnya.

Kalau sudah pergi bareng anak-anak, sudah bisa bayangin kan ribetnya? Kami membawa tas besar seperti ingin kemping. Si sulung sudah kegirangan sejak di rumah. Si bungsu ikutan girang melihat kakaknya girang. Mami dan tantenya juga girang bukan kepalang. Hihihi... berima nih, Say.

Sebelum foto dimulai, kami sibuk didandani. Si sulung makin girang karena rambutnya bisa dibuat ikal-ikal gitu, hingga dia bilang tidak mau keramas karena takut ikal rambutnya hilang. Dan si bungsu yang jadi pengangguran mulai naik-turun kursi jalan ke sana kemari sementara kami “tersangkut” di kursi rias.

Singkat cerita, akhirnya saatnya berfoto tiba...

Foto berempat lebih dulu. Ya, ibu lihat ke kiri, angkat kepalanya sedikit, ya. Adek lihat kanan ya, lihat maminya. Iya. Coba itu tantenya duduk, ya, peluk si kecil, Ya. Ganti pose, ganti gaya. Jepret. Jepret. Jepret. Senyum yang awalnya tegang mulai mencair menjelang akhir sesi foto berempat.

Oke. Sekarang giliran mami dan tante foto berdua. Waks, pokoknya kacau banget deh, ala pre-wedding gitu, hahaha... (Say, kayaknya mas tukang fotonya tau deh kita pacaran, masa posenya “akrab” gitu sih?). Ganti gaya ganti posisi, dalam hati kami kepengin ngakak, tapi ditahan. Sementara anak-anak yang ditinggal sudah menjajah mainan-mainan yang tersedia sebagai prop di sana.

Lanjut ke giliran anak-anak difoto. Bayangkan repotnya, kami berteriak-teriak memanggil si bungsu agar mau memandang ke kamera sementara dia kepingin naik kuda-kudaan yang bisa membal yang mejeng di dekat kaki mas tukang foto. Si sulung sudah bergaya manis ala anak-anak di acara Idola Cilik, sementara si bungsu tidak mau kooperatif sebelum mainan yang diinginkannya dia peroleh.

Sungguh deh saya salut sama kesabaran mas tukang fotonya.

Ganti kostum, foto sendiri-sendiri dulu. Sementara si sulung difoto, si bungsu sibuk dengan boneka mobil, bola basket, dan senapan. Yup. Tiga mainan itu yang dia pilih sebagai mainan favoritnya. Bersama sang tante dia bermain tembak-tembakan dengan senapan warna-warni itu, dan tante harus pura-pura mati ketika ditembak. Dalam satu adegan, si bungsu naik kuda-kudaan membal itu sambil menenteng senapan bak koboi.

Huahahaha...

Gantian si bungsu foto sendiri. Mari kita akali kali ini. Si bungsu berpose di antara hamparan mainannya. Tapi dia berteriak, masih ada mainan yang dia mau. Apa? Apa? Oh, senapannya. Ampun deh. Si sulung ikutan sibuk, membawa-bawa boneka yang diinginkan si bungsu. Coba foto berdua. Keduanya berdiri bak penjaga pintu tentara Mataram, hahaha. Mereka pun peluk-pelukkan. Si bungsu ogah dipeluk berusaha melepaskan diri. Mas tukang foto masih sabar. Tante mulai tegang. Mami, mami di mana sih? Oh, dia sibuk membersihkan riasan wajahnya....

Akhirnya mas tukang foto bilang, "Oke, dapat nih semuanya." Fiuhhh... acara foto-fotoan pun selesai.

Ganti baju yuk. Berempat kami masuk ke ruang ganti yang sempit. Belum lagi si bungsu mau membawa kuda-kudaannya itu ke dalam ruang ganti. Makin sempit dan makin panas. Si bungsu masih mau memembalkan dirinya di dalam ruang ganti. Mami berteriak, saya menjerit, si sulung mendorong-dorong. Kami bertabrakan di dalam ruang ganti, pastilah orang di luar mendengar suara bak-buk-buk-bak tak beraturan. Belum selesai, si bungsu berlarian hanya dengan celana dalam karena udah nafsu mengikuti kakaknya keluar dari ruang ganti. Untung mami dan tante sudah kelar ganti pakaian.

Anak-anak berteriak, lapar, lapar, lapar. Tunggu dong, tante masih makeup-an begini. Mami mulai gelisah, “Sayang, cepetan, anak-anak lapar nih.”
“Aduh, Mami. Bulu mata palsuku masih nangkring nih. Lima menit lagi.”
Anak-anak berteriak, "Main lagi yuk. Mana kuda-kudaannya? Mami, kuda-kudaannya boleh bawa pulang nggak?"

Mami melotot, saya nyengir.

Saya ngebut membersihkan riasan, kayaknya muka masih celemotan, tapi apa daya anak-anak sudah beringas lapar. "Kita mamam di rumah," kata Mami.

Pssst, habis foto rencananya Mami dan Tante mau lunch asyik buat ultah Tante gitu lhoo... dan kalau sempat Mami dan Tante mau mesra-mesraan berdua. Hihihi.


@Alex, RahasiaBulan, 2008

4 comments:

Rie said...

Huaaaah....seru!!!!! =)

Ms. Grey said...

bikin iri lagi deh....

Tapi foto Pre-wedding ini juga udah ada dlm pikiranku lho... tinggal nunggu pasangannya aja yang mau di ajak foto Pre wedding.

Anonymous said...

Huwahahahaha... Eh dasar si mami dan tante! :D

Anonymous said...

Jadi inget pengen bikin foto berdua yang outdoor gitu.. tapi sekarang kudu cari pasangan dolo euy

Subscribe