7:05 PM

Pentas Si Bungsu

Posted by Anonymous |

Hari Sabtu ini merupakan hari yang kami tunggu-tunggu karena pada siang ini si bungsu akan tampil menari bersama kelas sekolahnya. Sehari sebelumnya kami sudah memompa semangatnya supaya pas hari H dia tidak kena serangan panik dan malah mogok menari di panggung.

Sehabis makan siang kami sudah mulai ribet bin sibuk menyiapkan segalanya. Sejak di rumah si bungsu mau pakai topi, tapi tetap ingin rambutnya dikuncir dua. Nah lo, bagaimana caranya? Masa topinya mau dibolongin biar kuncirnya bisa tetap nangkring keluar dari topi? Setelah dibujuk rayu dan sedikit ditipu-tipu, hehehe, akhirnya si bungsu rela melepaskan topinya.

Perjalanan ke mal tempat si bungsu akan tampil pun diiringi dengan keramaian, karena posisi tempat duduk yang salah. Hari ini baby sitter diajak serta secara banyak barang bawaan dan dua maminya pasti akan sibuk motret sana-sini, belum lagi si sulung yang sudah punya kaki sendiri dan bakal ngelayap entah ke mana kalau tidak dipegangin. Posisi duduk yang salah ini membuat saya harus berpegangan tangan dengan si bungsu yang duduk di kursi penumpang depan sementara saya di belakang berpelukan dengan si sulung, yang lagi bete-betean dengan baby sitter sehingga tidak mau dekat dengannya. Untungnya sih di mobil tidak terlalu ribut dan berisik sampai-sampai si bungsu bisa mengikuti potongan-potongan lirik lagu Merindukanmu-nya d'masiv, sementara saya dan si baby sitter jadi membahas sinetron Sekar yang kebetulan lagu ini jadi soundtrack-nya.

Sampai di tempat pertunjukkan keadaan makin runyam, karena si bungsu mendadak panik melihat ramainya orang dan beberapa teman sekolahnya menangis sampai bercucuran air mata. Jadilah dia menempel pada saya tidak mau lepas. “Pokoknya mau sama Tanteeeeeeeeeeeee...!” raungnya. Ya sudah deh, akhirnya saya biarkan dia menempel pada saya sambil menunggu sang mami datang dari parkiran mobil. Bersama si sulung, saya dan si bungsu duduk di lantai menunggu saat tampil tiba. Ketika si bungsu mulai agak tenang, si sulung nyeletuk, “Tante, kita tinggalin aja dia di sini sama tante baby sitter, lalu kita ke Gramedia...” Mendengar ucapan kakaknya, si bungsu langsung jadi spider-man ke tubuh saya. Nempel makin erat deh.... “Ssst! Jangan ngomong gitu... Nanti aja.” Saya mengedipkan sebelah mata pada si sulung.

Mami akhirnya tiba. Fiuhhh, hehehe... jadilah kami nempel beramai-ramai nggak jelas sambil mengobrol off-topic supaya si bungsu bisa nyaman dengan kondisi pre-performance-nya. Si sulung menarik-narik tangan saya, sambil berbisik-bisik minta dibelikan komik di Gramedia. Mami melarang. Sulung kecewa. Saya kasihan. Saya bisiki si sulung,”Tunjukkin ke Tante buku komik apa yang kamu mau... tapi kita nggak beli sekarang ya.”

“Mom, nyari kopi dulu ya... aku sakit kepala nih.” (Beginilah kalau sudah punya anak, di depan anak-anak manggilnya bukan Say atau Beb, tapi Mom). Saya menarik tangan si sulung dan berjalan cepat ke Gramedia. Mumpung masih ada 15 menit sebelum si bungsu tampil di panggung.

Nggak sampai lima menit kami di Gramedia, karena si sulung langsung menunjukkan komik yang dia mau dan kami pun langsung keluar. “Oke. Sip. Nanti Tante beliin. Yuk.” Saya lihat jam, ah, masih sempat, dan mengajak si sulung berbelok dulu untuk nyari kopi di warung kopi cap duyung itu.

Belum lagi memesan, hape bergetar. “Kamu di mana? Buruan kemari. Udah mau mulai nih.”

Kepala nyut-nyut karena lidah belum menyentuh kopi sampai siang harus dilupakan dulu. Gandeng si sulung lagi, buru-buru ke belakang panggung. Di sana si bungsu sudah tampak tenang dan riang. Sudah tidak menempel dengan maminya. Dan tampak tersipu-sipu senang saat kami berdiri di kejauhan dan melambai padanya.

“Yuk cari tempat nonton yang kelihatan!” kata si sulung, setelah saya menolak permintaan dia untuk mendudukkan dia di bahu saya. (Bisa patah tulang punggung ini kalau saya okein, :p) Lakhsmi sibuk dengan kameranya, memotret si bungsu, saya sibuk mencari tempat nonton strategis bersama si sulung. Saya dan sulung berteriak-teriak dari kejauhan, melambai-lambai supaya si bungsu melihat kami ketika dia menari dengan lucunya.

Tarian cuma lima menit itu menghabiskan energi kami selama berjam-jam. Tapi tak terlupakan.
Karena dia lucuuuuuuuuuuuuu sekali. Dan untuk pertama kalinya kami melihatnya menari di panggung. So cute deh pokoknya.

Saat berbondong-bondong pulang pun tak kalah heboh tapi kepala saya sudah makin nyut-nyut nggak tak tertahankan lagi. Sampai nggak ingat apa yang terjadi sepanjang perjalanan pulang... Dasar pecandu kopi! Melihat saya yang tampil setengah teler karena belum dapat asupan kafein, Lakhsmi mengajak saya ke warung kopi cap duyung sehabis menurunkan anak-anak di rumah.

Dan sore pun ditutup dengan dua perempuan memesan hot coffee latte dan entah minuman "banci" apa yang dipesan Lakhsmi. Dua perempuan yang menghabiskan sisa ketegangan dari urusan berbondongan mengurusi pentas si bungsu dengan duduk di sofa warung kopi sambil membaca majalah, browsing internet, ngobrol, gosip, dan diskusi yang tak kunjung putus....

@Alex, RahasiaBulan, 2008

9 comments:

Ms. Grey said...

Kebayang deh lucunya si bungsu. Kapan-kapan kalo anak2 pentas lagi undang-undang yah.

Anonymous said...

lex, acaranya di salah satu mal di kelapa gading bukan? .
soalnya Tadi siang ponakan gw jg nari disana. apa jangan-jangan nari bareng jg sama si bungsu :))

Anonymous said...

Say, kamu lupa cerita tentang kostum-nya yang lucuuuu banget itu. Hahaha :))

Duh, aku suka banget dengan tulisan ini!!

Anonymous said...

@grey, km langsung terbang dari cina ya? :)

@anonim, hueheheh, jangan2 si bungsu dan keponakanmu...

@lakhsmi, oiya lupa, beb. Kostumnya lutu banget ya, sampe dia aja seneng banget tuh

Anonymous said...

Waah...Lex, jadi inget liburan ke pulau dewata sama partner & putrinya. Kalo masih bisa nari di panggung, masih gampang di handle'nya ya, karena mereka belom ngerti. Itu gw rasain 5thn yg lalu. Tp sekarang susah Bo, buat deket2 ma partner kalo pas kita lg pergi ber3 ma si "Princess". Yg ada partner yg ketinggalan dibelakang ato gw deh...karena salah satu hrs ada disamping "Princess" buat nemenin dia jalan sambil ngobrol, soalnya dia udah mulai jeles kalo mama'nya gw monopoli...hahaha.Tp keseringan gw yg ada disamping "Princess" utk nemenin dia belanja & partner ngikutin dr belakang atau nunggu di Resto/Cafe shop. Akhirnya gw baru bisa ber2an ma partner, kalo si "Princess" udah ditemenin bobo sama partner. Giliran gw deh yg musti ngelonin partner sampe bobo...hehehe ;)

Rafi

Anonymous said...

Kak Lex, tulisannya mengemaskan. Jadi kepengin punya anak ^.^

Salam cium buat dua-duanya ya.

Anonymous said...

Hehehehe
Topi yang dibolongin dan keluar kuncir duanya bagus juga tuh mami.
coba diikutin
aku tahu idenya bungsu
hahahahaha

Ms. Grey said...

@ Nine : iya neh aku jg jadi pengen punya anak.

Cari partner yang udah anak jg ah... biar ga usah repot-repot bikin anak lagi...

Huahhahahaha....

Ps: aku ga bosen2 deh meski udah baca postingan yang ini berkali2.

Anonymous said...

@Rafi, hueheheh, pengalamannya mirip :)

@Nine, td udah cium mamanya sekalian hihihih

@DeNi, hueeeheheh idenya bagus, sayang topinya hahahaha

@Grey, bikin roti aja. Tinggal tambah tepung, yeast, air, telur, gula... panggang. Jadi deh. :))

PS: aku jg nggak bosan2 meski udah baca berkali2

Subscribe