Sarah Waters adalah penulis historical (lesbian) fiction terbaik saat ini. Dua bukunya, Fingersmith dan The Night Watch masuk dalam daftar shorlist Man Booker Prize dan Orange Prize untuk tahun 2002 dan 2006. Dua penghargaan bergengsi untuk sastra dunia. Sarah Waters memang spesialis menulis novel-novel lesbian yang bersetting sejarah. Tema disertasi PhD-nya adalah gay and lesbian historical fiction yang kemudian menjadi dasar novel pertamanya Tipping the Velvet yang terbit pada tahun 1998.
Fingersmith bersetting di Inggris pada tahun 1800an. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama dimulai ketika gadis yatim piatu bernama Sue yang dibesarkan kelompok pencuri di London diminta untuk membantu lelaki yang dijuluki Gentleman untuk menipu harta seorang gadis lugu bernama Maud. Jadilah Sue menyamar menjadi pembantu pribadi Maud di daerah pedesaan. Di situ tugasnya memuluskan jalan Gentleman agar bisa menikahi Maud lalu menguasai harta gadis itu. Sama seperti Sue, Maud juga yatim piatu. Dia dibesarkan oleh pamannya dan harta yang dimiliki Maud baru bisa jatuh ke tangannya jika dia menikah.
Perlahan-lahan di antara Sue dan Mau terbentuk persahabatan yang melebihi persahabatan antara pembantu dan majikan. Dan Sue yang mulai jatuh cinta pada Maud makin lama jadi tidak enak hati mengingat sejak awal dia memang bertujuan menipu Maud. Namun cerita novel ini tidaklah sederhana karena pada akhir bagian pertama, pembaca disuguhi kejutan dahsyat. Pada bagian kedua, narasi pindah ke sudut pandang Maud. Dan baru ditutup lagi pada bagian ketiga oleh Sue.
Novel ini penuh dengan twist, yang bakal membuat pembaca terpelintir terseret masuk ke dalam plot novel. Saya tidak mau bercerita terlalu banyak tentang isi ceritanya karena bakal mengurangi kenikmatan membaca jika saya sudah membocorkan terlalu banyak di sini. Tapi dijamin Anda akan terpukau dengan kehebatan Sarah Waters dalam memesona Anda lewat tulisannya.
Buat Anda yang "malas" baca buku, mungkin bisa menggunakan jalan pintas dengan menonton filmnya yang sudah difilmkan oleh BBC. Filmnya juga tidak kalah seru dan termasuk film yang bisa memindahkan isi buku ke layar dengan baik, tapi kenikmatan membaca buku masih lebih tinggi dibanding menonton film yang berdurasi sekitar 3 jam ini.
Fingersmith bersetting di Inggris pada tahun 1800an. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama dimulai ketika gadis yatim piatu bernama Sue yang dibesarkan kelompok pencuri di London diminta untuk membantu lelaki yang dijuluki Gentleman untuk menipu harta seorang gadis lugu bernama Maud. Jadilah Sue menyamar menjadi pembantu pribadi Maud di daerah pedesaan. Di situ tugasnya memuluskan jalan Gentleman agar bisa menikahi Maud lalu menguasai harta gadis itu. Sama seperti Sue, Maud juga yatim piatu. Dia dibesarkan oleh pamannya dan harta yang dimiliki Maud baru bisa jatuh ke tangannya jika dia menikah.
Perlahan-lahan di antara Sue dan Mau terbentuk persahabatan yang melebihi persahabatan antara pembantu dan majikan. Dan Sue yang mulai jatuh cinta pada Maud makin lama jadi tidak enak hati mengingat sejak awal dia memang bertujuan menipu Maud. Namun cerita novel ini tidaklah sederhana karena pada akhir bagian pertama, pembaca disuguhi kejutan dahsyat. Pada bagian kedua, narasi pindah ke sudut pandang Maud. Dan baru ditutup lagi pada bagian ketiga oleh Sue.
Novel ini penuh dengan twist, yang bakal membuat pembaca terpelintir terseret masuk ke dalam plot novel. Saya tidak mau bercerita terlalu banyak tentang isi ceritanya karena bakal mengurangi kenikmatan membaca jika saya sudah membocorkan terlalu banyak di sini. Tapi dijamin Anda akan terpukau dengan kehebatan Sarah Waters dalam memesona Anda lewat tulisannya.
Buat Anda yang "malas" baca buku, mungkin bisa menggunakan jalan pintas dengan menonton filmnya yang sudah difilmkan oleh BBC. Filmnya juga tidak kalah seru dan termasuk film yang bisa memindahkan isi buku ke layar dengan baik, tapi kenikmatan membaca buku masih lebih tinggi dibanding menonton film yang berdurasi sekitar 3 jam ini.
0 comments:
Post a Comment